Lihat ke Halaman Asli

Fenomena Krisis Ekonomi Baru: Sebuah Preview

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13921556751963603855

"Akankah kita akan masuk pada model krisis baru yang berbeda dari tahun 2008 .... ?"

Membaca dan menganalisa kondisi perekonomian global saat ini, menunjukkan tanda-tanda kemunduran ekonomi pada tahun 2014 ini dan di tahun 2015 nanti. Bagaimana fenomena perekonomian dunia setelah di triwulan terakhir 2013 lalu menunjukkan tren positif di banyak negara, akankah tren itu berlanjut sepanjang 2014 ?. Ataukah itu hanya sebuah perulangan yang bersifat tahunan dan biasa terjadi untuk menggairahkan bursa di bulan Januari yang kita kenal dengan Januari efek.

Seberapa besar beban-beban (burdens) ekonomi di berbagai kawasan belahan dunia saat ini ? Kita akan mulai melihat tanda-tanda ketidak stabilan keuangan global yang berbeda dengan kondisi dimulainya krisis global 2008. Masalah besar telah mulai terjadi di beberapa kawasan, AS, Eropa, Jepang, Amerika Latin dan Asia. Berikut catatan penulis terkait akan munculnya krisis ekonomi global :

(1) Krisis Amerika Serikat dan Perlambatan Ekonomi China

Beban krisis ekonomi di Amerika Serikat masih akan berdampak bagi kebijakan makro AS, normalisasi kebijakan The Fed dan melambatnya pertumbuhan ekonomi China masih akan terus  mewarnai jalannya drama perekonomian global tahun 2014 ini. China akan menerapkan "develaraging", dan efek deflasi ini akan berpengaruh secara global. Perilaku pasar saham AS terus paralel perilaku pasar saham AS pada tahun 1929 .
Kondisi perekonomian Amerika Serikat masih jauh dari normal,  saat ini saja 91 juta orang Amerika dewasa menganggur sebagaimana dirilis Departement Tenaga Kerja AS, dan mereka enggan dan tidak mau bekerja. Atas dasar kondisi makin besarnya jumlah pengangguran, Presiden AS Obama telah mengangkat orang yang tepat sebagai ketua  The Fed (chairwoman) dalam rangka bersama-sama para secretary of state mengatasi pengangguran yang tinggi tersebut.

[caption id="attachment_311603" align="aligncenter" width="614" caption="source : Depnaker AS"][/caption]

Ketua Federal Reserve yang baru Kanet Yalen adalah figur baru pengganti Ben Benarke. Ia masuk dengan misi yang maha berat, mengakiri krisis ekonomi dan wabah pengganguran yang melanda AS dan mengurangi beban defisit anggaran AS. Tentu masih akan berat !

(2) Inflasi Jepang

Data perdagangan Januari akan yang telah dirilis oleh Departemen Keuangan Jepang pada 20 Februari 2014 lalu menunjukkan bahwa Yen telah jatuh sekitar 23 persen terhadap dolar sejak akhir 2012, oleh  karenanya pemerintah dibawah Perdana Menteri Shinzo Abe memulai sebuah stimulus untuk melakukan  "upaya agresif"  dalam rangka mengakhiri 15 tahun deflasi . Sebagai bagian dari upaya Abe , Bank of Japan meluncurkan program pelonggaran kuantitatif besar-besaran pada bulan April  2013 tahun lalu

Namun upaya itu tidak akan banyak membantu ekonomi Jepang, malah tahun ini akan menjadi tahun terburuk bagi perekonomian Jepang sepanjang satu dekade ini. Defisit perdagangan Jepang akan segera dimulai karena perlemahan Yen mendorong kenaikan impor dan melambatkan ekspor, defisit perdagangan Jepang diperkitrakan membengkak mencapai 2,5 trilyun Yen ($24,5 milyar). Indeks saham Nikkei Jepang telah jatuh sebesar 14 persen sampai Februari tahun 2014 ini . Inflasi diperkirakan akan meroket (booming) dan jauh diatas perkiraan pemerintahan Jepang. dampak memburuknya perekonomian Jepang akan berpengaruh besar terhadap ekonomi kawasan Asia.

(3) Kondisi Yunani, Ukraina dan Italia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline