Lihat ke Halaman Asli

Thanos dan Pol Pot

Diperbarui: 27 April 2018   13:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Infinity war adalah salah satu bagian  puncak dari rangkaian film superhero dari marvel.

Dalam film ini plotnya difokuskan pada Thanos sebagai musuh terkuat dari para pahlawan super.  Tidak hanya dijelaskan tentang maksud tujuan dia melakukan aksinya tapi dijelaskan pula latar belakang dari super villain ini.

Thanos lahir di Planet Titan yang indah dan mulai over populasi sehingga sumber daya alam tidak lagi mencukupi pemenuhan kebutuhan penghuninya. Alih alih mengajukan usulan yang positif, Thanos mengajukan usulan kontroversial agar mereka menghabisi separuh dari populasi planet untuk menciptakan keseimbangan baru. Dan itu pula ide yang kemudian ingin dilakukannya pada alam semesta, yakni menghancurkan separuhnya agar tercipta keseimbangan semesta yang baru.

Untuk itu dia memerlukan seluruh batu kekuatan alam semesta agar dapat melakukannya.

Itu dalam film. Di dunia nyata pernah ada

Pol Pot, diktator Kamboja, yang terlahir dengan  nama Saloth Sar, dengan ide yang hampir mirip dengan Thanos.

Terlahir dari keluarga kelas menengah, petani kaya keturunan Cina Kamboja dan sempat  mengenyam pendidikan di Perancis. Pol pot kembali ke Kamboja dan menjadi seorang guru.

Perkenalannya dengan gerakan komunis di Perancis dan Vietnam membawanya terjun ke dunia politik dan menjadikannya pemimpin Partai Komunis Kamboja.

Ketika Pol Pot berhasil mengusir tentara Vietnam dari Kamboja, awalnya masyarakat Kamboja menyambutnya dengan gegap gempita sebagai penyelamat.

Akan tetapi tidak perlu memakan waktu lama, sang penyelamat yang disambut hangat, hanya dalam hitungan bulan berubah menjadi mimpi buruk bagi rakyat Kamboja.

Pol Pot punya mimpi untuk menciptakan sistem negara baru, masyarakat baru, generasi baru yang dinamakannya dengan Generasi Zero. Satu keseimbangan baru.  Untuk menciptakan keseimbangan baru tersebut, maka dibutuhkan pembersihan terhadap generasi lama sampai ke akar-akarnya karena Pol Pot menganggap orang orang lama telah teracuni dengan didikan lama dan tidak cocok untuk tatanan baru yang akan ia bangun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline