Lihat ke Halaman Asli

Irhamna Mjamil

TERVERIFIKASI

A learner

Growth Mindset Versus Privilese, Manakah Penentu Utama Kesuksesan?

Diperbarui: 9 September 2021   00:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi orang kaya (Unsplash.com/Austin Distel)

 "Ah, palingan dia sukses karena bapaknya kaya"

"Dia enak, dari kecil udah kaya, pintar lagi. Gimana gak sukses coba? 

Masih ingat dengan peraih medali emas pertama Filipina dalam keikusertaan negara tersebut di olimpiade? 

Peraih medali emas di bidang angkat besi tersebut sempat membagikan tangannya dalam perjuangannya sebagai atlet angkat besi. 

Sayangnya justru banyak netizen yang meremehkan kondisi tangannya. Bahkan ada yang membandingkan dengan tangannya yang seorang buruh kasar. 

Banyak orang menganggap bahwa kemenangan akan medali emas hanyalah keberuntungan semata. 

Tak hanya itu banyak juga yang menghubungkan kesuksesan seseorang dengan privilese yang dimilikinya. Contohnya, anak yang berasal dari keluarga berada akhirnya sukses menjadi pengusaha. Tentunya akan banyak yang mencemooh dan mengatakan kesuksesannya adalah privilese karena orang tuanya kaya. 

Ada juga yang menyalahkan keadaan karena tidak bisa sukses atau harus lahir dalam kemiskinan. Tak bisa dipungkiri memang privilese memang nyata adanya. 

Ada anak yang dilahirkan dari orang tua yang berkecukupan sehingga untuk sekolah ke luar negeri tak perlu kesulitan biaya. 

Tak usah jauh-jauh soal materi, orang tua yang mendukung kemampuan anak adalah privilese. Banyak anak berkembang karena orang tua melihat adanya potensi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline