Lihat ke Halaman Asli

Irhamna Mjamil

TERVERIFIKASI

A learner

Belajar Nilai Kejujuran dari Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Menangis

Diperbarui: 3 Mei 2021   22:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh Naim Benjelloun dari Pexels

Bangsa ini tak kekurangan orang cerdas namun, kekurangan orang jujur, pepatah yang saya dapat dari Internet. 

Berbicara soal sahabat nabi, ada satu sahabat nabi yang karena kejujurannya membuat nabi menangis. Sahabat tersebut bernama Abu Dujanah. Abu Dujanah sendiri adalah sahabat nabi yang dipercaya memegang pedang Rasulullah saat perang Uhud. 

Dikenal sebagai prajurit yang pemberani dan ditakuti oleh musuh. Pada pertempuran Yamamah di tahun 632 M, ia gugur saat berjuang melawan nabi palsu. Sebelum ia mati syahid, ia berhasil membunuh nabi palsu Musailamah al-khazab. 

Ada satu cerita tentang kejujurannya yang membuat Rasulullah menangis. Selesai sholat subuh, ia sudah beberapa hari tak mengikuti doa Muhammad SAW. Tentu saja hal ini membuat nabi Muhammad heran karena perilaku Abu Dujanah. 

Hingga suatu hari bertanyalah Rasulullah terhadap sahabatnya ini, "wahai Abu Dujanah, mengapa engkau tergesa-gesa pulang setelah sholat subuh? Apakah engkau tidak ada permintaan sehingga tidak memanjatkan doa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala selesai sholat subuh?" 

Abu Dujanah pun langsung memberikan responnya kepada Rasulullah, " Begini ya Rasulullah, tetangga di sebelah rumah kami terdapat pohon kurma, pohon kurma tersebut sedang berbuah lebat. Setiap malamnya angin bertiup dengan kencang sehingga buah kurma tersebut jatuh ke rumah kami. Kami adalah keluarga yang tak berada, dimana anak-anak kami bangun tidur terbiasa memakan apa yang ada di depan mereka". 

" Saya pulang sebelum anak-anak terbangun agar bisa mengembalikan buah kurma tersebut ke pemiliknya. Pernah suatu hari saya terlambat pulang sehingga saya melihat anak-anak saya sudah memakan kurma yang jatuh tersebut. Saya pun mengambil kurma yang ada di mulut anak-anak dengan jari, lalu langsung mengembalikan ke pemiliknya". 

Abu Dujanah tak peduli dengan tangisan anak-anaknya yang kelaparan. Ia lebih memilih jujur dan melindungi keluarganya dari sifat yang jujur. Padahal secara hukum agama, buah yang jatuh dan masuk ke dalam perkarangan orang lain maka orang tersebut boleh memakannya. 

Air mata Rasulullah langsung jatuh mendengar cerita Abu Dujanah tersebut. Rasulullah pun berkata siapa pemilik dari pohon kurma tersebut. Abu Dujanah pun menjawab yang ternyata pemilik dari pohon kurma tersebut adalah lelaki yang munafik. Tanpa pikir panjang, Rasulullah langsung menemui pemilik pohon kurma tersebut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline