Lihat ke Halaman Asli

Irhamna Mjamil

TERVERIFIKASI

A learner

Taman Putroe Phang, Saksi Sejarah Kisah Cinta Sultan Iskandar Muda dengan Putri Pahang

Diperbarui: 27 Maret 2021   21:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Taman Putroe Phang, foto dari https://instagram.com/amy_alfatasya

Saya berkesempatan mengunjungi Malang di tahun 2018 silam. Ketika itu banyak teman-teman saya mengatakan gaya logat bicara orang Aceh mirip dengan orang Malaysia. Di tahun berikutnya saya liburan ke Pulau Penang, Malaysia. 

Ternyata memang benar logat orang Aceh berbicara sangat mirip dengan Malaysia. Tak heran mengapa ketika berbicara saya tak begitu kesusahan. Jarak Aceh dengan Malaysia pun hanya kurang lebih dua jam naik pesawat, karena alasan tersebut lebih banyak orang Aceh yang berobat ke Malaysia dibandingkan ke Pulau Jawa. 

Ternyata Logat Aceh yang Mirip Malaysia Berhubungan dengan Sejarah Masa Lalu

Kerajaan Aceh di masa lalu sangat masyhur dan terkenal. Luas wilayahnya bahkan mencakup semenanjung Malaya, termasuk Johor, Malaka, Pahang, Kedah, Perak, sampai Patani (Thailand bagian selatan). Tentu saja masa ini digapai di era Sultan Iskandar Muda berkuasa. 

Tak hanya taktik perang dan gaya kepemimpinan, Sultan Iskandar Muda memiliki kisah Cinta yang Romantis 

Ketika memerintah kerajaan Aceh, Sultan Iskandar Muda jatuh hatinya pada seorang gadis putri asal dari Pahang, Malaysia. Putri tersebut menikah dan masyarakat Aceh memanggilnya Putroe Phang ( Putroe artinya putri, sedangkan Phang artinya Pahang hanya saja disingkat jadi Phang). 

Layaknya istri, ikutlah sang putri untuk tinggal di Banda Aceh. Sebagai seorang pemimpin, tentu saja Sultan Iskandar Muda memiliki kesibukan yang padat. Dikarenakan alasan tersebut, Putroe Phang sering merasa kesepian dan rindu dengan kampung halamannya di Pahang. 

Gunongan, sumber : https://instagram.com/mughniemuhammad

Sultan Iskandar Muda pun paham akan kesedihan istrinya. Untuk mengobati rasa rindu istrinya, dibangunlah gunung kecil seperti di Pahang yang diberi nama gunongan. Serta taman yang mengelilingi istana yang sekarang disebut dengan taman Putroe Phang. 

Dibangunnya taman dan gunongan ini membuat sang istri senang. Di taman ini terdapat sungai yang biasa digunakan sang Putri untuk mandi bersama dayang-dayang. 

Tak hanya itu di taman ini, terdapat pintu khop yang digunakan sang putri untuk beristirahat setelah mandi, dan sang dayang-dayang pun membasuh rambut sang putri ketika sedang beristirahat. Gunongan sendiri berbentuk seperti gunung. Dahulu taman Putroe Phang dan Gunongan menyatu namun, sejak kedatangan Belanda bangunan tersebut dipisah dan dibangun jalan diantaranya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline