Lihat ke Halaman Asli

Irhamna Mjamil

TERVERIFIKASI

A learner

Universitas Itu Tempat Belajar Bukan Penentu Masa Depan

Diperbarui: 22 Maret 2021   13:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh Stanley Morales dari Pexels.com

Pagi ini saya dikejutkan dengan kedatangan sepupu saya. Dia berusia jauh lebih muda dibandingkan saya. Awalnya pembicaraan kami lebih ke hal-hal yang berbau wanita seperti produk perawatan kulit. 

Lama-kelamaan pembicaraan mulai menjurus ke arah perkuliahan. Ia mengatakan ingin kuliah di kampus negeri. Menurutnya kuliah di universitas swasta akan membuat sulit mendapatkan kerja. Ia ingin kuliah di universitas negeri yang terkemuka. 

Obrolan itu mengingatkan saya akan kasus seorang pekerja yang tak mau digaji hanya 8 juta karena ia berasal dari universitas terkemuka di Indonesia. Wajar memang masyarakat berlomba-lomba masuk ke universitas bagus karena "katanya" penentu masa depan. 

Wajar juga masyarakat melihat rangking universitas. Bukankah dari kecil sistem pendidikan merangkingkan siswa secara akademik?. Anggapannya siswa yang paling akhir rangkingnya tak jelas masa depannya. Tak heran di tiktok beredar video "balas dendam" siswa kepada guru yang dulu menghinanya. 

Universitas itu bukan penentu masa depan. B.J Habibie dalam kutipannya pernah berkata" Kesuksesan itu bukan milik orang pintar akan tetapi orang yang selalu berusaha". Apa ada orang yang tak kuliah lalu sukses? Apa ada orang yang sukses berasal dari universitas tak terkemuka? Ada banyak malahan. Googling saja di Mbah google.

Universitas itu seharusnya jadi tempat belajar banyak hal. Jangan hanya jadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang-kuliah-pulang) atau terlalu berambisi dengan IPK tinggi. Berkhayal dengan IPK tinggi di universitas terkemuka mendapatkan pekerjaan dengan mudah. 

Memang ada beberapa perusahaan yang melakukan perekrutan karyawan di beberapa universitas terkemuka. Akan tetapi ketika proses wawancara kembali lagi pada kemampuan yang dimiliki mahasiswa. Tak heran banyak calon karyawan yang terkejut ketika pengumuman yang berhak menjadi karyawan justru berasal dari universitas "biasa-biasa saja" 

Saat terjun langsung di dunia kerja, saya tahu bahwa almamater dan IPK hanya berpengaruh sedikit saja. Ada banyak keahlian ahli yang berpengaruh. Ada 3 poin penting yang mahasiswa harus belajar di universitas. 

Gambar dari Pixabay melalui Pexels.com

1. Networking  

Membangun relasi sangat penting di masa depan. Teman saya dia pintar hanya saja IPK yang diraihnya ketika kuliah hanya 2,99. Di saat kami baru mendapatkan pekerjaan sesudah wisuda. Ia langsung mendapatkan pekerjaan pertamanya setelah sidang dan itu membuat saya terkejut. 

Ternyata semenjak kuliah ia telah mulai membangun networking dengan baik. Setiap relasi yang ia temui hubungannya tetap terjaga hingga ia selesai kuliah. Tak heran dengan mudahnya ia mendapatkan pekerjaan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline