Kata banyak orang memilih pasangan itu yang mapan secara finansial. Alasannya biar tidak kesusahan nantinya dan ekonomi adalah salah satu faktor terjadinya perceraian. Meskipun saya percaya banyak orang yang mapan secara finansial bercerai karena perbedaan prinsip.
Bagi saya pasangan itu tak harus mapan namun, dia mau bekerja keras. Bagi saya juga pasangan itu yang bisa diajak diskusi apapun karena ketika sudah tua seks bukanlah hal yang menarik lagi. Seperti potong lirik lagu Nadin Amizah "seperti detak jantung yang bertaut, nyawaku nyala karena denganmu".
Saya kira pasangan yang bisa diajak diskusi seru itu berasal dari berasal dari rumpun ilmu IPA. Saya anak IPA yang lebih menyukai eksakta, kimia, dan lain sebagainya. Saya juga kuliah di farmasi. Dikarenakan tiap hari berhubungan dengan laboratorium dan jadwal kuliah yang sibuk, saya sadari saya sedikit individual dan egois.
Seiring berjalannya waktu ternyata saya sadari memiliki pasangan anak IPA terkadang menjengkelkan. Kami lebih sering beradu pendapat dibandingkan berdiskusi. Takdir mempertemukan saya dengan seseorang yang berasal dari jurusan IPS. Dia berkuliah di ilmu politik.
Awal kedekatan kami, saya sering kesal karena sifat empatinya tinggi. Saat uang di dompetnya tinggal 10 ribu dan temannya kelaparan, ia ikhlas membelikan makanan untuk temannya.
Selain itu relasi yang ia punya sangat banyak. Dari bapak-bapak , ibu-ibu, sampai anak kecil semuanya berteman dengannya. Berbeda sekali dengan saya yang lingkup pertemanannya teman sebaya.
Ternyata kami cocok dan dia patner yang tepat untuk berdiskusi. Dari perjalanan dengannya saya sadari ada banyak keuntungan saat anak IPA berjodoh dengan Anak IPS.
1. Belajar Banyak Hal Baru
Sifat kami kebanyakan berkebalikan dan itu membuat saya banyak belajar hal baru. Contohnya sikapnya yang ramah membuat saya bertanya bagaimana caranya, tipsnya, dan lain sebagainya.
Selain itu saya juga belajar banyak hal terkait ilmu politik. Tentang politik yang pada dasarnya tidak ada teman dan lawan yang permanen dalam ilmu politik. Ada banyak hal-hal lain juga yang saya pelajari.
2. Lebih Nyambung Berdiskusi dan Tau Sudut Pandang Berbeda
Contoh hal viral yang sedang terjadi adalah kudeta partai Demokrat. Jika sesama anak IPA maka tentu sudut pandangnya hampir sama. Berbeda dengan anak IPS, ada banyak sudut pandang berbeda dan itu menambah ilmu pengetahuan baru.