Di banyak negara masih banyak aturan-aturan yang mengikat perempuan untuk tidak berkembang. Begitu pun di Indonesia, masih ada daerah yang seakan mempunyai aturan diskriminasi terhadap perempuan. Tentu banyak yang familiar bukan dengan kalimat " perempuan itu gak usah sekolah tinggi-tinggi nanti tugasnya hanya di dapur, kasur, dan sumur".
Terlebih entah aturan dari mana jika perempuan yang berumur 25 tahun belum menikah sudah dianggap perawan tua. Tak heran banyak perempuan yang menikah karena faktor umur. Padahal menikah dengan tergesa-gesa lebih beresiko untuk bercerai pada akhirnya.
Biro sensus Amerika Serikat di tahun 2013 pernah mengeluarkan statement mengenai usia ideal untuk menikah. Usia ideal untuk perempuan adalah 27 tahun, sedangkan untuk lelaki adalah 29 tahun. Meskipun begitu tak ada yang tahu kapan waktu yang tepat untuk menikah selain dirimu sendiri.
Lantas bagaimana jika perempuan dihadapkan pada pilihan mengejar mimpi atau menikah?
Tentukan alasan menikah
Menentukan alasan pernikahan sangat penting bagi orang yang ingin menikah. Pernikahan yang dilakukan karena faktor umur atau karena melihat teman-teman sudah menikah sangat mungkin beresiko untuk cerai.
Dulu aku melihat pernikahan sebagai suatu yang uwu atau romantis. Semakin beranjak dewasa dan melihat banyak teman yang sudah menikah, pandangan itu berubah. Nyatanya pernikahan memiliki banyak sekali masalah, terlebih apabila kedua pasangan belum siap secara finansial maupun mental.
Permasalahan dalam pernikahan tersebut tentu harus diselesaikan dengan kepala dingin. Lantas bagaimana jika menikah karena ego semata?. Jika alasan menikah hanya karena alasan umur lebih baik fokus mengejar mimpi dulu baru menikah.
Alasan Mengejar mimpi
Mengejar mimpi artinya berusaha membahagiakan diri sendiri sebelum akhirnya membahagiakan orang lain. Tidak apa-apa untuk menunda pernikahan demi mimpi yang bisa membuat bahagia. Bukankah untuk membahagiakan orang lain harus membahagiakan diri sendiri dulu?
Ada banyak orang yang memutuskan untuk mengejar mimpi dikarenakan banyak alasan. Entah itu karena perempuan sebagai pulang punggung utama keluarga. Ada juga perempuan yang harus membiayai pendidikan adeknya terlebih dahulu baru menikah.