Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Irham Maulana

Hidup Untuk Menulis dan Menulis untuk Menghidupkan. Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Puisi: Padi Menyisih

Diperbarui: 7 April 2022   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

this photo taken from https://www.republika.co.id/

            Puisi: Padi Menyisih

Apalagi yang kau cari dan dapati, sementara yang diibaratkan orang bijak “gudang ilmu” kini mulai ringkih.

Sederet tanah telah ditimpa sekardiu megah dengan keelokan dan kemewahan yang tak terelakkan.

Menggerus dan membentang ukur tanah yang lama-lama tinggal bebatuan dan kegersangan yang menyiksa burung dan sejumlah makhluk hidup

Membunuh udara segar, hangat matahari dan pemandangan yang selalu dinikmati   bocah menjelang sekolah di pagi hari

Apalagi yang kau cari anak muda ? , aku kini termangu dan sempat dibiarkan begitu saja ketika dari dulu aku menghidupimu mulai pagi hingga malam

Mulai para bapak unjuk kening keriput, dahi mengernyit , hingga punggung menghitam merawatku seperti engkau dirawat mereka

Mulai dari ibu unjuk kaki berongga, tangan terlihat kusut, baju yang lusuh, juga sama dalam titian atau tarian.

Apa lagi yang yang ingin kau dapati wahai para penguasa ? Belum puaskah engkau? Merudapaksa rumahku dengan segerombolan nafsu bejatmu?

Memporak-porandakan mereka yang telah menjadikanku hidangan sedap dan nutrisi untuk menghadap sang pencipta

            Merampas sesuap hak dan kewajiban sebagai makhluk yang hidup sejahtera

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline