Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Tentang Ambisi

Diperbarui: 24 Juni 2023   11:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh Hasan Albari dari Pexels.COM

Dengarkan baik-baik
Jangan buru-buru membaca
Jangan cepat-cepat kau lahap
Aku tahu kamu lapar
Sedangkan aku masih ingin berbincang
Kuseduh kopi
Kutunggu hadirmu
Di tengah riuh dunia
Di pojok warung
Disana kita berjumpa
Bersua, berbagi cerita

Jantungku berdetak lebih kencang
Seperti genderang mau perang

Ambisi menyala-nyala
Angin meniupnya berkobar-kobar
Lelah tak terasa
Bekerja bagai kuda

Kini aku terkapar
Irama jantungku menggelepar
Ku kira aku akan mati

Kukejar ambisi
Lelah, lelah, lelah

Kupasrah
Aku seperti tak berdaya
Aku malu pada raga

Kuberjalan pelan
Seperti ada yang memberontak
Tapi apa

Ketika aku sampai di sebuah pohon rindang
Sejuknya melelapkanku di pangkuan akarnya

Sesosok kakek tua memakai blangkon berbaju batik menepuk pundakku
"Nak, hidup itu seperti lomba balap karung, gembiramu ketika menang tidak sebanding dengan gembiramu ketika berlari. Maka nikmatilah hidupmu."

 Aku terkesiap.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline