Lihat ke Halaman Asli

Refleksi 100 Artikel Pertama dan Masalah ChatGPT

Diperbarui: 14 Juni 2023   01:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh olia danilevich from Pexels.com

Pada titik tertentu, berpikir keras justru tidak menghasilkan apa-apa. Karena, otot-otot di kepala sedang tegang-tegangnya. 

Artikel ini ingin mengingatkan untuk berpikir selow, santai seperti di pantai.

Bagi saya 100 artikel pertama adalah tonggak sejarah Kompasianer Pemula. Setelahnya adalah tugas berat, membaca kembali 100 artikel yang telah dibuat.

Menempatkan diri sebagai pembaca. Evaluasi tulisan sendiri. Bekerja dalam diam. Melucuti kelebihan dan kekurangan tulisan kita.

Akhir-akhir ini saya memakai ChatGPT untuk memperbaiki struktur tulisan saya. Dan ternyata memang efektif. Tulisan saya selalu masuk kategori Pilihan.

Padahal yang saya pakai juga versi gratis. 

Pada satu titik saya berkesimpulan bahwa jika menerapkan strategi serampangan dalam menggunakan ChatGPT. Kita akan kehilangan "suara" otentik yang kita miliki.

Sedangkan tujuan awal saya menulis adalah untuk mengasah otak, logika berpikir, menulis cerita yang menarik.

Pada satu sisi, saya tentu tidak serta merta kopas seratus persen lalu upload tanpa mengedit kembali. Karena saya harus memastikan bahwa apa yang saya posting ini sesuai dengan standar yang saya punya.

Meskipun ChatGPT hasilnya instan. Dengan struktur kalimat yang runtut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline