Minyak jelantah merupakan minyak yang telah digunakan lebih dari dua atau tiga kali penggorengan dan dikategorikan sebagai limbah karena dapat merusak lingkungan dan merugikan kesehatan. Minyak jelantah yang digunakan lebih dari tiga kali dapat membawapengaruh buruk bagi kesehatan karena komposisi kimia dari minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik, yaitu senyawa-senyawa yang dapat menyebabkan kanker. Senyawa karsinogenik pada minyak jelantah dapat terbentuk akibat proses penggorengan.
Minyak jelantah termasuk sebagai limbah rumah tangga karena limbah ini dihasilkan dari aktivitas sehari-hari di rumah tangga. Apabila minyak ini dibuang sembarangan dapat menyebabkan saluran air tersumbat, kesuburan tanah menjadi terganggu, hingga ekosistem perairan menjadi terganggu. Kurangnya edukasi mengenai pengolahan minyak jelantah menjadi salah satu alasan warga Desa Duwet masih membuang minyak bekas penggorengan sembarangan.
Guna mengatasi masalah tersebut, Tim KKN 127 FKIP Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan Kelas Eksperimen: Pemanfaatan Minyak Jelantah Menjadi Lilin Aromaterapi di Rumah Bu Sukimin (Warga RW 7, Desa Duwet) pada tanggal 6 Agustus 2023. Mereka melaksanakan kelas eksperimen ini bersama ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) RW 7 Desa Duwet.
Pemateri pada Kelas Eksperimen tersebut adalah Maimunah Azmi, mahasiswi Pendidikan Kimia UNS. Kelas Eksperimen diawali dengan penjelasan terkait definisi minyak jelantah, ciri-ciri minyak jelantah, sampai bahaya minyak jelantah bagi kesehatan dan lingkungan.
Setelah itu, dilakukan demonstrasi pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah. Kelas ini diakhiri dengan sesi foto bersama.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari ibu-ibu PKK RW 7 Desa Duwet. Ibu-ibu yang mengikuti kelas eksperimen antusias dan penasaran terkait cara pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah. Azmi dan tim KKN 127 FKIP UNS berharap, dengan adanya Kelas Eskperimen ini dapat meminimalisir pembuangan minyak jelantah ke lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H