Pertama, Orang yang hatinya mati dan seakan-akan ia tidak mempunyai hati. Ayat-ayat Allah tidak akan menjadi peringatan bagi hati macam ini.
Kedua, Orang yang mempunyai hati yag hidup dan siap, namun ia tidak memperhatikan ayat-ayat Allah yang dibaca. Entak memang karena ayat-ayat itu tidak sampai kepadanya, atau karena ia sibuk dengan hal lain, atau entah karena sebab yang lainnya.
Orang seperti ini hatinya entah pergi kemana dan tidak ada ditempat. Hati seperti ini juga tidak mempan oleh peringatan, sekalipun sebenarnya ia siap.
Ketiga, Orang yang benar-benar hatinya hidup dan siap. Bila ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya, maka iapun menyimak dengan pendengarannya, menghadirkan hatinya, sibuk memahami apa yang didengarnya. Hati seperti inilah yang bisa mengambil manfaat dari ayat-ayat Allah yang dibaca maupun ayat-ayat Allah yang disaksikannya.
Orang pertama seperti orang yang buta yang sama sekali tidak dapat melihat. Orang yang kedua seperti orang yang dapat melihat, namun arahnya tidak tepat sasaran yang mestinya dilihat. Orang yang ketiga seperti orang yang dapat melihat dan memusatkan pandangan pada sasarannya, baik dari jarak yang dekat maupun jauh. Maha suci Allah yang menjadikan Kalam-Nya obat penyembuh dari penyakit yang menghimpit dada. | Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam Madarijush-Shalihin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H