Lihat ke Halaman Asli

Jangan Berpura-pura

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dosa terburuk yang berujung pada siksa yang maha berat ialah terus menerus berada dalam lingkaran dosa. Sang pelaku kemudian berpura-pura istighfar berpura-pura shalat  berpura-pura memperbanyak ibadah.

Ia mengira kepura-puraan itu berguna bagi dirinya.Mereka adalah orang-orang yang tertipu karena mereka melakukan apa yang Allah benci namun memohon dikaruniai apa yang mereka sukai dan kehendaki. “ orang yang crdas hendaknya mengetahui bahwa timbangan keadilan tiada pernah memihak kelak di padang masyar saat kita ditimbang”.

Jika upaya sudah maksimal namun tidak ada yang berubah, jangan memaksakan perubahan yang tidak dikehendaki/diinginkan oleh mereka yang tengah berbuat aniaya. Sudah kehendak Allah menguji mereka dengan membuat mata itu “buta”, telinga itu “tuli”, dan hati itu “terkunci”. Mungkin mereka yang berbuat dosa dan kezhaliman tengah lupa bahwa usia mereka ada masanya. Cukuplah bagi kita untuk memperbanyak do’a, agar kita tidak dipalingkan dari hidayah-Nya, dan tidak mendapat ujian seberat itu dari Allah ta’ala.

Manusia memperoleh kebaikan lewat muhasabah atau perenungan dan pemikiran mendalam. Ia senantiasa melihat kepada akibat-akibat yang akan diterimanya. Dengan begitu mereka tahu bahwa segala kelezatan itu akan lenyap, sedangkan aib dan dosanya akan abadi. Saat dirinya hendak membalas dendam kepada mereka yang menzhaliminya, mereka ingat akan pahala sabar dan penyesalan yang akan datang seperti yang telah dilihatnya dari orang-orang yang terbiasa larut didalam amarah.

Sedangkan orang-orang yang lalai tidak dapat menggunakan penglihatannya kecuali apa yang tampak didepan matanya. Mereka melihat dengan pandangan yang sangat pendek dan dangkal. Karena itu mereka ingkar dan meninggalkan perenungan tentang Sang Pencipta tentang bagaimana mereka diciptakan tentang bagaimana raga mereka telah dijaga dan tentang dari mana dia berasal dan akan kembali.

Manusia pada golongan pertama bekerja dengan akalnya sedangkan golongan kedua berkawan dengan hawa nafsunya.

Bersikap baik kepada siapa saja (baik lawan maupun kawan)…tidak kemudian mengharuskan Anda menjadi “bermuka dua” Karena kebaikan yang sebenarnya itu datang dari hati dan dirasakan oleh hati,bukan dari wajah yang penuh kepalsuan

WhatsApp RYI : 087826644122
BBM RYI : 79B02D68
------------------------------------------------
BAHAGIA KITA DENGAN MEMBERI,
ABADIKAN HARTA DENGAN SEDEKAH,
bersama http://rumahyatim.info/
------------------------------------------------




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline