Lihat ke Halaman Asli

Irgi M. Aqil

UIN Walisongo Semarang

Kecerdasan Majemuk dan Pentingnya Terhadap Perkembangan Bakat dan Minat anak Usia Dini

Diperbarui: 13 Juni 2023   12:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada 1980-an Howard Gardner mengemukakan bahwa terdapat beberapa kecerdasan dan bukan hanya kecerdasan intelektual saja, mematahkan teori kecerdasan tradisional yang mengatakan kecerdasan hanya dapat diukur dengan IQ (Intelligence Quotient). Terdapat beberapa dimensi kecerdasan dan setiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Berikut macam-macam kecerdasan menurut teori kecerdasan majemuk Howard Gardner:

  • Kecerdasan Linguistik
  • kemampuan untuk berbicara dan menulis dengan baik serta memiliki kemampuan membaca dan memahami teks dengan mudah. Anak bisa diarahkan ke kegiatan yang lebih banyak berkegiatan membaca dan memahami bahasa.
  • Kecerdasan Logis-Matematis
  • kemampuan untuk memecahkan masalah dan mengolah informasi secara logis dengan menggunakan angka dan data untuk membuat keputusan. Anak bisa diarahkan ke kegiatan yang banyak menggunakan logika dan hitung-hitungan.
  • Kecerdasan Visual-Spasial
  • kemampuan untuk memvisualisasikan objek dalam ruang dan memiliki kepekaan terhadap warna, bentuk, dan ukuran. Anak bisa diarahkan ke kegiatan yang banyak menggunakan visual dan berhubungan dengan seni.
  • Kecerdasan Kinestetik-Tubuh
  • kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh dan memiliki koordinasi mata dan tangan yang baik. Biasanya anak yang memiliki kecerdasan ini pandai dalam berolahraga maupun mengekspresikan perasaannya dengan badannya.
  • Kecerdasan Musikal
  • Kemampuan dalam memahami dan menghasilkan musik, mengenali nada dan ritme, serta mengekspresikan diri melalui musik. Anak yang memiliki kecerdasan ini biasanya pandai mengekspresikan diri melalui musik dan ahli dalam memainkan alat musik
  • Kecerdasan Interpersonal
  • Kemampuan dalam memahami orang lain, berkomunikasi secara efektif, dan bekerja dalam kelompok. Anak yang memiliki kecerdasan ini suka bersosialisasi dan menjalin hubungan dengan orang lain.
  • Kecerdasan Intrapersonal
  • Kemampuan dalam pemahaman diri, pengaturan emosi, dan refleksi diri. Anak dengan kecerdasan ini biasanya pandai dalam memecahkan masalah dengan sendirinya, dan punya hubungan yang baik dengan dirinya sendiri.
  • Kecerdasan Naturalis
  • Kemampuan dalam memahami dan mengenali alam serta makhluk hidup di sekitar kita. Biasanya anak ini suka bermain di alam dan mengerti apa-apa saja yang ia lihat di tempat bermainnya.

Memahami dan mengamali teori kecerdasan majemuk sangatlah penting dalam pengembangan bakat dan minat dari si anak, karena dengan pendidikan tradisional kecerdasan hanya diukur oleh IQ dan kurang adil bagi anak yang tidak memilliki kecerdasan dalam bidang tersebut. Jika dalam sistem pembelajaran tidak menerapkan teori ini banyak anak yang akan jenuh dan kurang bersemangat dalam belajar, sehingga anak kurang bisa mencapai potensi yang ia miliki dengan maksimal karena ia akan menghabiskan waktunya di sekolah untuk mengukur kecerdasannya yang tidak bisa diukur dengan penilaian kecerdasan tradisional.

Selain itu, pemahaman kecerdasan majemuk juga mendukung pengembangan diri yang holistik. Individu dapat mengenali dan menghargai kecerdasan yang dimilikinya, serta mengembangkan kecerdasan-kecerdasan lain yang kurang berkembang. Ini membuka peluang untuk pengembangan karir yang beragam, penerapan kecerdasan dalam kehidupan sehari-hari, dan pemahaman yang lebih baik tentang diri sendiri dan orang lain.

Saran dari penulis bagi guru-guru anak usia dini untuk bisa mengimplementasikan teori ini dalam membuat perencanaan pembelajaran agar anak bangsa kita bisa mencapai potensi maksimal serta bisa melanjutkan upaya kita dalam memajukan negeri ini.

Satu lagi saran untuk orang tua juga agar bisa mengetahui dan mengamali teori ini, dengan melibatkan anak dalam beragam kegiatan dalam menjelajahi kecerdasan anak, agar anak bisa mencapai potensi maksimalnya juga. Karena pada hakikatnya kecerdasan anak harus digali sedalam-dalamnya terlebih dahulu agar bisa menemukan kecerdasan apa yang anak kita miliki.

Sekian artikel dari penulis, semoga bisa diimplementasikan teori ini lebih luas di dunia pendidikan, tidak hanya dalam pendidikan anak usia dini tapi juga jenjang pendidikan selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline