Pengalaman perjalanan haji selalu unik dan tak terduga. Kejadiannya sudah agak lama yaitu sewaktu saya berangkat menunaikan ibadah haji ke tanah suci sekitar tahun 2000. Setelah beberapa hari berada dan beribadah di Mekah sambil menunggu jadwal dimulainya prosesi pelaksanaan haji suatu hari selesai sholat maghrib berjamaah sambil saya berjalan menuju ke salah satu pintu keluar Masjidil Haram persis didepan pintu saya kaget melihat sesosok laki laki muda mapan yang saya yakin saya kenal sedang berjalan menuju arah berlawanan yaitu menuju kedalam mesjid. "Pak Irman Gusman,,! begitu saya lansung menegur sambil mengajukan tangan untuk bersalaman sambil menambahkan : Saya Irfan pak,, kata saya. Agak berfikir sebentar beliau lansung tersenyum dan menyambut tangan saya bersalaman. "Eh Irfan apa kabar sambutnya hangat. What a small world ya kok bisa bisa nya kita ketemu di pintu mesjidil haram yg suci dan mulia ini setelah sekian tahun tidak ketemu ya,,katanya. Iya pak setelah sekian lama los kontek ya pa,, kata saya. Beliau adalah mantan bos owner di perusahaan tempat saya pernah bekerja. "Mari masuk lagi yuk temani saya katanya. Akhirnya sy kembali masuk bersama beliau dan setelah beliau selesai menunaikan sholat fardhu maghrib kami mengambil tempat duduk persis didepan kira kira 10 meter dari Kakbah. Akhirnya setelah berbincang bincang sambil menunggu pelaksanaan sholat isya dan setelah bertukar iformasi hotel dan nama travel rombongan hajinya kami berpisah kembali. Begital kalau Allah hendak mempertemukan dan menyambungkan silaturrahmi kembali di masjidil haram pun fitebgah keramaian manusia yang datang dari segala penjuru dunia bisa dipertemukan.
Hari berikutnya terjadi lagi pengalaman unik kali ini di teras didekat pintu keluar Masjidil Haram. Saya yang waktu itu baru keluar dari masjid melihat seorang ibu ibu paro baya jamaah Indonesia berdiri seperti sedang kebingungan didekat rak rak penyimpanan sepatu sendal. Melihat gelagat si ibu yang seperti kebingungan dan mungkin memerlukan pertolongan saya pun menghampirinya dan menyapa : Ibu ada apa ibu dari Indonesia ya,,? kata saya. Iya nak ibu dari Indonesia jamaah Sumatera Barat katanya, alhamdulillah ketemu anak yang bisa bicara bahasa Indonesia katanya. Ibu kenapa kok seperti lagi bingung kata saya. Iya nak katanya sendal ibu hilang tadi ditarok disini katanya sambil menunjuk salah satu rak yg ada disitu, bisa anak bantu carikan ? imbuhnya lagi. Sejenak sy tertegun berfikir aduh mau dicari kemana ya sendal ibu ini. Akhirnya saya ingat beberapa hari lalu disitu saya sempat melihat petugas kebersihan mesjid yg menyapu mendorong sendal sendal ysng berjatuhan dilantai karena ditarok di rak secara tidak rapi dan bertumpuk tumpuk. Sendal sendal tersebut disapu dan didorong dan ditumpuk diujung teras mesjid banyak sekali jumlahnya sampai menggunung. Tiap hari kejadian seperti itu karena selalu saja ada sendsl sendal ysng bertebaran. Kemudian saya tanya si ibu jenis dan ciri sendalnya. Setelah dia jelaskan saya pun bingung mana mungkin saya bisa menemukan sendal persis itu ditengah tumpukan sendal yang menggunung. Akhirnya saya berinisiatif mengambil acak saja sepasang sendal yg kira kira mirip dengan ciri yg disebutkan ibu itu dan menyerahkan kepadanya. Ibu itu lansung berkomentar bukan ini sendal saya nak katanya. Kemudian saya menjelaskan kepada beliau bahwa sebetulnya sendal ibu itu tidak hilang diambil orang tapi hanya berceceran didekat rak sendal dan disapu didorong oleh petugas kebersihan keujung sana. Namun akan mustahil bagi kita untuk menemukan sendal ibu itu ditengah tumpukan sendal tidak bertuan yang menggunung diujung teras itu. Oleh sebab itu akhirnya saya ambil aja acak sebasang buat pengganti sendal ibu. Oo begitu,,kstanya kalau gitu carikanlanlah Ibu yang agak bagus sikit katanya dalam logat minang. Sambil tersenyum berjalan kearah tumpukan sendal dalam hati saya berkata pintar juga ibu ini ya maunya tukarannya yang bagus mumpung itu tumpukan sendal gak bertuan,, Selesai urusan sendal akhirnya kami berbincang bincang bahwa ternyata ibu itu rombongan jemaah haji dari Bukittinggi Sumatera Barat. Dia berceritera bahwa dengar dengar ada juga orang kampung kami tokoh dan pengusaha pemuka Sumatera Barat namanya Irman Gusman yang juga menunaikan haji tahun ini tapi ikut rombongan jamaah dari Jakarta katanya, kalau bisa ibu ingin sekali bertemu denganya. Hah,, Irman Gusman ? kata saya kebetulan bu saya kenal dengan beliau dan baru saja kemaren secara tidak sengaja saya bertemu beliau dimesjid ini. Ooh alhamdulillah katanya, kalau begitu anak antarlah ibu ketempat dia ya,, katanya. Baik bu insyaAllah mudah mudahan dia ada kata saya, hotelnya tidak jauh dari sini mari kita jalan kata saya. Akhirnya sampailah kami ke lobi hotel dan menanyakan keberadaan rombongan pak Irman Gusman dan kami diberitahu bahwa mereka sedang berada di cofee shop hotel sedang melaksanakan santap siang. Sampai di coffe shop bersama ibu itu saya lansung melihat keberadaan pak Irman dan kami pun menuju kearah beliau. Setelah bersalaman memperkenalkan dan mencetitakan ikhwal si ibu sesaat kemudiaan pak Irman terlibat bincang bincang dengan si Ibu dalam bahasa Bukittinggi. Ternyata mereka bukan hanya sekampung tapi juga masih ada hubungan saudara jauh. Ibu itu sangat senang dan terharu sekali bisa bertemu saudara sekampungnya jauh jauh di kota Mekah ini. Akhirnya saya sama si ibu dipersilahkan psk Irman untuk ikut makan pransmanan bersana rombongan beliau. Demikianlah sedikit kisah unik berhaji bersama pak Irman Gusman yang kami masih teringat ingat sampsi sekarang. Sebagai tamu Allah di Mekkah saya dan si Ibu itu merasa selalu dimudahkan dan dilayani. Itulah khasiat doa doa orang orang yang sedang berhaji untuk selalu dimudahkan dalam segala urusan, wallahu'alam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H