Lihat ke Halaman Asli

Perampok Impian

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Udah deh kalo punya cita-cita jangan tinggi-tinggi,nanti kalo gak kesampain sakit loh rasanya...

Orang kaya lo mana bisa sukses,,,

Lo gak ada keturunan sukses,percuma usaha juga,,

Dan masih banyak lagi....

Kata-kata diatas mungkin sering kita dengar, atau bahkan kitta sendiri pernah mengucapkannya baik dalam hati mau lisan,, hmmmm,,, mulai mengangguk,,

Saya punya ilustrasi cerita,, ada seorang pemuda yang mempunyai cita-cita menjadi seorang gitaris terkenal, dia sering mengikuti berbagai festival, lomba,dan berbagai event lainya yang berhubungan dengan musik, bahkan sering mendapatkan juara. Suatu ketika ada sebuah festival besar, dan bintang tamunya adalah Gitaris pujaannya,, karena merasa memiliki kesempatan untuk bertemu langsung dengan sang Gitaris pujaannya, dia memberanikan diri untuk meminta sang Gitaris melihat dan menilai permainan gitarnya, sebenarnya sang gitaris tersebut tidak ada waktu lagi, tapi karean kegigihan pemuda itu, sang gitaris tersebut menyisihkan waktu 10 menit untuk melihat kepiawain permainan gitar pemuda itu. Belum sampai 5 menit sang gitaris tersebut meninggalkan pemuda itu tanpa mengucapkan satu katapun. Dengan perasaan kecewa,sedih, marah pemuda itu terhadap sikap sang gitaris pujaannya. Dengan perasaan sedih pemuda itu menyudahi permainannya, dan pergi meninggalkan tempat itu, sempat berpikir, segitu burukkah permainan gitarku. Akhirnya setelah kejadian tersebut Ia menanggalkan impiannya, dia pun hidup dengan menjadi seorang pelayan restoran, sepuluh tahun berlalu sampai tuhan pertemukan mereka kembali di restoran tersebut. Walau sudah terlihat tua gitaris pujaanya tersebut dia masih mengenalnya dan dia memberanikan diri untuk menyapanya, dan tanpa di sangka sang gitaris tersebutpun masih mengingat moment sepuluh tahun silam. Pemuda tersebut bertanya, kenapa saat itu Anda meninggalkan saya tanpa komentar sepatah katapun, apakah permainan gitar saya begitu buruk dimata Anda. Tidak pemuda, permainan gitarmu waktu itu sangat apik. Anda bohong,, kenapa Anda langsung pergi, sergah pemuda itu,Sang gitaris itu pun berkata,, pada saat itu saya mencari asisten saya. Untuk memberikan kartu nama saya kepadamu anak muda. Saya melihat Anda punya potensi yang luar biasa makanya saya berharap bisa bekerja sama denganmu anak muda. Tapi setelah saya kembali anda sudah tidak ada. Karena jadwal saya yang padat sayapun pergi.

Setelah mendengar pernyataan dari sang gitaris tersebut, pemuda itu pun langsung menangis sejadi-jadinya, andai saja waktu itu dia tidak langsung pergi, andai saja waktu itu dia tidak terbawa emosi,mungkin saja cita-citanya sudah tercapai. #selesai.

Apa yang bisa kita ambil dari cerita diatas,, ?

Sebagian orang gagal menggapai impian dan cita-citanya hanya karena mempedulikan sikap atau omongan orang lain, kritikan,cemoohan, ketika orang tidak menghargai karya kita, kitapun jadi patah semangat, kita terlalu terbuai dengan sanjungan,pujian yang sebenarnya membuat kita lupa esensi sebuah proses kesuksesan. Ingat kawan yang paling bertanggung jawab atas kesuksean kita adalah diri kita sendir. Jangan biarkan orang lain merampok mimpi-mimpi kita. Abaikan perkataan orang lain yang membuat kita lemah. Jadikan perkataan atau sikap sinisme mereka menjadi motivasi buat kita. Buktikan dengan tindakan, buktikan dengan keberhasilan anda nantinya, karena kesuksesan ada ditangan kita bukan ditanganmeraka. Tentunya ditambah keyakinan kita kepada Tuhan bahwa akan memberi jalan. Percayalah mimpi kita, harapan, doa, cita-cita adalah awal dari sebuah proses, tinggal kita berusaha dan yakin untuk menggapainya. Kesuksesan hanya milik orang-orang yang percaya akan mimpi-mimpinya. Beranilah bermimpi besar. Karena dengan begitu Anda yakin akan Kebesaran dan kuasa Tuhan.

*Terinspirasi dari beberapa buku yang pernah saya baca. Semoga bermanfaat. Salam sukses.

Irfanza

Depok, 23 Juli 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline