Lihat ke Halaman Asli

Irfan Fadil Siregar

Mahasiswa UIN Sumatera Utara

Menumbuhkan Empati Panic Buying di Era Pandemi

Diperbarui: 13 Agustus 2020   17:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Irfan Fadil Siregar

Nim : 0102171025

Kelompok KKN 30

Bimbingan Penyuluhan islam

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

 

 Gejala virus yang melanda ke dunia terlebih ke pelosok negeri sudah menyebar luas. Penyebaran virus corona yang begitu cepat. Fakta ini menggambarkan begitu cepatnya virus corona mewabah, akibatnya berdampak ke seluruh aktivitas kehidupan. Dari sisi bisnis jelas sangat mengkhawatirkan ditambah dengan pemberitahuan PSBB pemerintah melalui pengumuman agar seluruh masyarakat di Indonesia melakukan aktivitas dirumah dan membatasi kontak dengan lingkungan luar atau disebut social  distancing.  Masyarakat  menjadi  panic dalam menjalankan aktifitasnya apalagi dalam memenuhi kebutuhan rumah tangganya sehari- hari.

Panic Buying merupakan sebuah situasi dimana sebagian orang membeli makanan dan bahan pokok lainnya sebanyak mungkin karena  mereka khawatir akan  sesuatu yang  buruk  yang mungkin akan terjadi. Dan tindak perilaku yang ditandai dengan peningkatan cepat dalam volume pembelian, biasanya menyebabkan harga suatu barang atau keamanan meningkat.

Panic Buying bisa terjadi ketika konsumen membeli sejumlah produk besar untuk mengantisipasi, atau waspada setelah bencana untuk kenaikan dan kekurangan harga yang besar. Panic Buying sering disangkut pautkan dengan keserakahan dapat dikontraskan dengan panic selling yang dikaitkan dengan ketakutan. Umunya panic buying terjadi karena peningkatan permintaan yang menimbulkan kenaikan harga.

Sebaliknya panic selling memiliki dampak sebaliknya yang mengakibatkan peningkatan pasokan dan harga yang lebih rendah. Sebagaimana kita ketahui, tidak sedikit masyarakat yang melakukan panic buying terkait menyebarnya virus corona yang menyebabkan penyakit Covid19.

Pendapat Johns Hopkins, total orang yang terkena virus diseluruh penjuru dunia mencapai 118.745 jiwa, pengidap penyakit terbesar berada di China, pusat penyebaran Virus, dengan 80.945 jiwa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline