Lihat ke Halaman Asli

Analisis Penyebab Anak Putus Sekolah di Desa Sebanen oleh KKN Kolaboratif posko 188

Diperbarui: 7 Agustus 2024   14:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kunjungan Pondok Pesantren Al-hasan bersama Ustad Miftah (wakil pengasuh pp al - hasan ) menaungu pendidikan SMP - SMA/dokpri

Analisis Penyebab Ats Oleh Kkn kolaboratif posko 188

Bermula dari banyaknya Anak-anak yang putus sekolah di kabupaten jember khusus nya, Oleh karena itu pemerintahan jember mengangkat salah satu tema ATS terhadap teman-teman KKN Kolaboratif yang di terjunkan di seluruhh  desa dengan harapan bisa menormalisasikan problematika Tersebut di setiap desa di Kabupaten jember.

KKN Kolaboratif posko 188 desa sebanen Berinisiatif Untuk Memprioritaskan proker ATS Yang di terbitkan oleh pemerintahan jember dengan alasan kepedulian terhadap wajibnya menuntut pendidikan pada era saat ini , dengan beberapa data yang di peroleh oleh teman-teman posko 188 yang langsung terjun kelapangan melalui kunjungan terhadap tokoh-tokoh Masyarakat  yang berada di desa sebanen, sehingga kesimpulan dari data yang di peroleh yaitu banyak nya indikator terhadap anak yang putus sekolah khususnya di desa sebanen itu sendiri, dibawah ini beberapa faktor anak yang putus sekolah di desa sebanen yaitu;

  • Terbatasnya Ekonomi: Hal yang menjadi salah satu alasan atau penyebab bagi anak yang Putus sekolah di desa sebanen yaitu terbatasnya ekonomi kedua orang tua sehingga menjadi pendukung meningkatnya ATS di kabupaten Jember 
  • Minimnya Dukungan dari orang tua: kurangnya peran orang tua dalam pendidikan anak atau remaja yang menyandang sebagai pelajar dapat dilihat dari segi cara belajar anak dirumah, kehadiran anak disekolah yang tidak disiplin, sehingga menjadi faktor kurang adanya semangat untuk melanjutkan pendidikan.
  • Pernikahan dini: Insiden Pernikahan di bawah umur Juga menjadi Sebuah alasan bagi anak yang putus sekolah sehingga sangat mengganggu terhadap pendidikan, tidak sedikit orang tua atau menjadi tradisi dari daerah - daerah tertentu untuk memaksa beberapa anak melakukan pernikahan dibawah usia yang sudah ditentukan oleh UU Walaupun pernikahan tetap dilakukan secara sirih
  • Memprioritaskan pola fikir bekerja tanpa pendidikan: Mayoritas pemuda pada desa sebanen atau beberapa daerah di jember disebabkan oleh pola fikir bekerja saja tanpa harus mencari pendidikannya, dan dari banyaknya pemuda yang memilih bekerja pada desa ini yakni bekerja sebagai buruh tani bahkan menjadi perantauan di kota - kota lain

Posko 188 desa sebanen diketuai oleh Moch Raihan Habibullah yang berasal dari instansi Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember bersama dengan seluruh Mahasiswa Kolaboratif dari beberapa instansi lainnya menjadi pemikir dari langkah awal kepedulian terhadap pendidikan yang berada di desa sebanen yakni menggunakan media mengajar sebagai awal bentuk Adaptasi sosial ke objek pendidikan salah satunya yakni Sekolah Dasar,SMP dan SMA.

Langkah kedua inisiatif untuk melakukan tindak sosialisasi terhadap siswa siswi  sebagai bentuk pengantisipasian putusnya sekolah terhadap mereka yang masih memperdulikan dan mempertahankan pentingnya ladang pendidikan bagi calon regenerasi bangsa.

Langkah ketiga posko 188 juga beriniatif untuk mengadakan sosialisasi kepada orang tua atau wali dari ATS yang berada di desa sebanen dengan tujuan untuk terus memberikan arahan Peran Orang Tua dalam dunia Pendidikan .

           

kunjungan koordinasi SD 02 desa Sebanen/dokpri

kegiatan mengajar di SD 01 sebanen /dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline