Lihat ke Halaman Asli

IrfanPras

TERVERIFIKASI

Narablog

Kala Label "Artikel Utama" Jadi Beban Menulis

Diperbarui: 24 Februari 2021   20:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by picjumbo.com from Pexels

Menulis tanpa beban itu sulit, sungguh sulitnya minta ampun. Apalagi menulis tanpa tujuan. Akan lebih mudah bila punya target dalam menulis, misalnya dapat label Artikel Utama di Kompasiana atau minimal menjadi populer dan mendapat banyak kunjungan.

Sebagai kompasianer muda, saya cukup beruntung karena mendapat berkah yang pertama, yaitu mendapat label Artikel Utama. Tidak cuma sesekali, tapi beberapa kali. Belakangan bahkan sudah menjadi rutinitas.

Atas hal itulah beberapa kawan sudah punya pakem komentar bila artikel saya kembali mendapat label Artikel Utama. "HL mulu", begitu kata mereka. Ada pula yang sudah komentar "Wah, HL lagi nih juragan", padahal artikelnya baru terbit dan masih sebatas pilihan.

Apakah saya senang ketika artikel saya jadi headline? Jelas, iya. Namun, apakah saya nyaman dengan label tersebut? Jelas, tidak!

Menurut saya ada bonus yang menanti usai artikel kita diberi label Artikel Utama oleh moderator tim konten Kompasiana. Bonus tersebut adalah beban. Entah hanya saya yang merasakan atau Anda juga merasakan hal tersebut.

Beban karena artikel tersebut dinilai berkualitas, dinilai terbaik pula sebab ditayangkan secara eksklusif di bagian atas situs Kompasiana. Beban lainnya, sebagai penulis saya kudu bersiap mempertanggung jawabkan kredibilitas artikel yang saya tulis.

Ada dampak yang begitu terasa saat artikel-artikel yang saya terbitkan di Kompasiana mulai secara rutin mendapat label Artikel Utama. Dampaknya negatif, karena saya merasa ditaruh di atas nama-nama kompasianer senior. Ada rasa sungkan di situ.

Dampak paling negatif yang saya rasakan adalah munculnya rasa besar kepala. Sungguh, saya bukannya merasa sombong atau sok di atas yang lain. Justru terkadang saya malah membenci diri saya sendiri saat ada di fase itu.

O ya, saya juga rajin mempromosikan artikel saya di akun media sosial pribadi saya, khususnya twitter. Dari sanalah saya mendapat banyak jalinan pertemanan antar suporter. Dari sana pulalah beban tambahan muncul. Dugaan saya semua gara-gara artikel bola yang saya bagikan di twitter berlabel #headline.

Keputusan saya mempromosikan tautan artikel di akun twitter pribadi bukanlah untuk menyombongkan diri ataupun pamer keberhasilan. Alasannya cuma satu, saya promosikan artikel buatan saya agar banyak orang berkunjung dan membaca artikel saya.

Kalau boleh meminta, saya lebih memilih mendapat rezeki berupa pembaca yang banyak ketimbang label Artikel Utama yang terkadang bikin gak nyaman. Tidak nyaman karena lama-lama label Artikel Utama melekat pada diri saya yang ujungnya berimbas pada proses menulis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline