Lihat ke Halaman Asli

IrfanPras

TERVERIFIKASI

Narablog

Jalan Terjal AC Milan Meraih Scudetto Musim Ini

Diperbarui: 17 Februari 2021   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua penyerang AC Milan, Mario Mandzukic dan Zlatan Ibrahimovic tentunduk lesu usai gawang Milan dibobol Spezia 2 gol tanpa balas, pada laga hari Minggu (14/2) dinihari kemarin. | foto: Twitter @IFTVofficial

Setelah menguasai puncak sejak pekan ke-4 hingga pekan ke-21, AC Milan akhirnya lengser juga dari pucuk klasemen Serie A. Di pekan ke-22, secara tak terduga Milan kalah dari tim promosi, Spezia.

Bagi netizen bola yang bukan fan Milan atau sama sekali tidak menonton dan mengikuti Serie A musim ini, rasanya pasti mengejutkan melihat tim sekelas Spezia mengalahkan Milan. Namun, bagi saya dan tifosi Serie A lainnya, Spezia justru pantas dan sangat layak menang atas Milan.  

Spezia benar-benar mendominasi laga di malam itu. Empat tembakan berhasil diarahkan tepat ke gawang Donnarumma, sementara Milan dibuat tak mampu menghasilkan satupun shots on target ke gawang Provedel.

Mengutip dari statistik pertandingan yang disajikan understat, Spezia sukses mencatat nilai PPDA sebesar 8,91 dan mencatat nilai xG sebesar 1,33. Sementara Milan hanya mampu menghasilkan nilai PPDA 9,88 dan nilai xG 0,52.

Apa itu PPDA? Apa itu xG? Bagi yang belum paham sila berkunjung terlebih dulu ke artikel saya sebelumnya di: Salah Kaprah Penggunaan Statistik Sepak Bola (Bagian 1)

Ada 3 hal yang diterapkan Spezia untuk membongkar pertahanan Milan. Ketiga hal berikut ini mampu membuat Spezia unggul 2-0 di akhir laga.

Pertama, menerapkan high pressing. Sejak menit pertama, para pemain Spezia sudah menekan garis pertahanan Milan dengan pressing tinggi. Ini membuat Milan sulit memulai serangan.

Pressing tinggi dari pemain Spezia ini membuat Milan hanya punya dua opsi, yaitu umpan sangat pendek atau bermain long ball. Bagaimana tidak, pemain Spezia memaksa pemain Milan melakukan build-up serangan dari garis paling belakang dan mengurung pemain Milan di areanya sendiri.

Kedua, menerapkan zonal marking. Alih-alih menjaga pemain Milan satu-persatu, pemain Spezia kompak mengurung pemain Milan dengan zonal marking.

Skema zonal marking yang dibuat Spezia di laga tersebut terbilang kompak dan dinamis. Intensitas tekanannya tidak segarang Atalanta, tapi Spezia mampu menjaga areanya dengan baik dan sebaliknya membuat pemain Milan kesulitan menembus area Spezia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline