Memasuki gerbang masuk pantai, kami dicegat petugas tiket. Dengan membayar Rp 4000,00 saja, kami sudah mendapatkan tiket sebagai tanda bukti izin masuk objek wisata.
Motor kembali melaju menuju parkiran, tapi baru beberapa puluh meter, kami disuguhi keindahan dan kemegahan Patung Dewa Ruci. Ikon baru inilah yang membuat objek wisata yang kami kunjungi ini disebut sebagai Pantai Dewa Ruci Jatimalang, tapi kami wisatawan lokal lebih mengenalnya dengan sebutan Pantai Jatimalang.
Disebut dengan Pantai Jatimalang karena letak pantainya berada di Desa Jatimalang, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo. Sudah sejak dahulu, pokoknya dari kami kecil sudah disebut Pantai Jatimalang. Namun, beberapa waktu lalu namanya sedikit diubah.
Mungkin tahun lalu, persisnya kurang paham, Pantai Jatimalang seperti di rebranding oleh Bapak Bupati dengan nama Pantai Dewa Ruci. Tidak cuma sekadar nama, di pantai kebanggan orang Purworejo itu juga dibangun ikon baru berupa patung Dewa Ruci berukuran sangat besar.
Nah, dari situlah penamaan Dewa Ruci itu. Kami pun menyempatkan diri berfoto disana. Tapi kami tak sempat berfoto berdua di sana. Lha gimana, kami datang pas tanggal 17 Agustus 2020, pas HUT 75 RI, pas hari libur, otomatis ramai. Uniknya, pantai juga ikut dihias dengan pernak pernik HUT 75 RI, ramai deh.
Itu juga yang membuat harga tiket masuknya naik. Biasanya kalau hari biasa hanya seharga Rp 3000,00 saja ditambah biaya parkir motor Rp 2000,00 atau mobil Rp 5000,00, wisatawan sudah bisa menikmati berbagai suguhan panorama dan keriuhan penghuni pantai.
Tak apalah, toh kami datang kesini untuk menikmati indahnya pemandangan pantai dan segala isinya, serta sedikit bernostalgia tentunya.
Ternyata, kami sedikit norak. Norak karena ketinggalan zaman banget, tidak tahu update dan upgrade apa saja di Pantai Dewa Ruci Jatimalang ini. Di hamparan pantai berpasir hitamnya, ternyata ada ATV yang bisa disewa setiap pengunjung apabila mau menjelajah seluruh garis pantai.
Sayangnya, kami tidak paham berapa biaya sewanya, berapa lama waktu penggunaannya, dan sudah sejak kapan ATV ada di pantai kebanggaan kami ini. Habis gimana, kami berdua terlalu menikmati ngobrol romantis di gubuk-gubuk cinta yang berjejer-jejer sepanjang pantai, hehe. Oiya, di dekat gubuk ini juga ada kolam renang kecil untuk anak-anak lo.
Ah, cukup dengan menghabiskan ngobrol berdua, melihat sajian pemandangan pantai, mendengarkan deburan ombak pantai selatan yang ganas beradu dengan tawa ceria pengunjung lain rasanya sudah cukup untuk mengisi ulang kecerian batin.
Apesnya, kenikmatan ini masih saja diganggu dengan beberapa sampah yang dibuang sembarang oleh pengunjung tak tahu adab, padahal pengurus pantai sudah membuatkan tempat sampah di titik-titik keramaian.