Lihat ke Halaman Asli

IrfanPras

TERVERIFIKASI

Narablog

Isu Moral dan Finansial di Balik "Restart" Premier League

Diperbarui: 18 Juni 2020   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: worldfootball.net

"Project Restart". Sebuah dokumen panduan kelanjutan liga, dari rencana tanding hingga protokol kesehatan ketika latihan dan bertanding yang dirancang otoritas liga dan FA untuk melanjutkan kompetisi Premier League yang tertunda. Premier League telah ditunda sejak pertengahan Maret lalu akibat pandemi Covid-19 yang melanda Inggris. 

Akhirnya, pemerintah Inggris menyetujui proposal tersebut dan kompetisi Premier League akan kembali kickoff 17 Juni ini. Aston Villa vs Sheffield United dan Man. City vs Arsenal akan membuka kembali kompetisi Premier League pekan ini. Selanjutnya, akan langsung diteruskan laga pekan ke-30.   

Jika kita telaah bersama, jadwal kickoff lanjutan Premier League ini terkesan maraton. Hal ini disebabkan karena Premier League masih menyisakan 9 pekan dan ingin segera menyelesaikan kompetisi musim 2019/2020 sebelum bulan Agustus mendatang.

Berbagai persiapan telah dilakukan, mulai dari persiapan tim kontestan liga dengan menggelar latihan bersama hingga persiapan venue dengan protokol kesehatan yang ketat tentunya. Pastinya, protokol kesehatan yang diterapkan tak akan jauh beda dengan Bundesliga, La Liga, dan Serie A yang telah lebih dulu kickoff.

Namun berbeda dengan ketiga liga top eropa lainnya terutama Serie A dan La Liga, keseriusan "Project Restart" ini awalnya tak disambut positif oleh seluruh pihak yang terlibat di liga utamanya pemain dan pelatih. Banyak pemain dan pelatih bahkan pemilik klub yang khawatir dan kurang setuju bila kompetisi sepak bola dilanjutkan di tengah pandemi Covid-19.

Isu Moral Dibalik Restart Premier League

Sebelum "Project Restart" mendapat lampu hijau pemerintah Inggris pada Mei lalu, banyak pemain yang menolak kembali merumput. Penolakan tersebut mereka sampaikan lewat kritikan bahkan ada yang sempat mangkir dari latihan tim.

Raheem Sterling misalnya. Ia sempat khawatir untuk melanjutkan kompetisi liga. Di akun youtube pribadinya ia mengaku sedikit trauma setelah beberapa anggota keluarganya ada yang meninggal akibat virus corona.

Danny Rose mungkin merupakan pemain yang paling keras menentang. Rose yang sedang dipinjamkan Spurs ke Newcastle itu bahkan sampai berkata kasar saat melakukan live Instagram.

"The government's saying bring back football to boost the morale of the nation. I don't give a f**k about the nation's morale. People's lives are at risk! Football shouldn't be spoken about till numbers have dropped massively. It's b******s!", ucap Rose ketika live Instagram pada Senin (11/5) lalu dikutip dari Mirror.

Apa yang disampaikan Rose soal masalah moral itu ada benarnya juga. Inggris belum bisa dikategorikan negara yang sukses mengendalikan atau mengalahkan virus corona seperti Jerman, Korea, atau Selandia Baru. Jumlah kasus positif di Inggris termasuk tertinggi di dunia begitu juga jumlah kematiannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline