Lihat ke Halaman Asli

Euforia Balap Rally di Indonesia Terasa Lesu: Ada Apa Sebenarnya?

Diperbarui: 15 November 2023   12:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.kompas.com/sports/read/2022/08/06/23394428/berita-foto-ryan-nirwan-pimpin-klasemen-sementara-danau-toba-rally-2022?page=all

Beradu kecepatan di atas lintasan tanah, kita berpikir bahwa balap seperti Motorcross adalah hal yang menantang dan sangat menarik untuk disaksikan, untuk ranah roda dua. Lalu bagaimana dengan mobil? Ya, anda tidak salah membacanya. Dalam motorsport balap ini disebut dengan Balap Rally. Berbeda dengan balapan lainnya, balap rally pada umumnya menggunakan mobil produksi massal yang sudah dipakai oleh masyarakat di seluruh dunia. 

Proses untuk menjadi mobil rally pun tidak lah sebentar, ada hal-hal dalam regulasi yang sudah ditetapkan oleh Fdration Internationale de l'Automobile (FIA) sebagai badan induk dari kejuaraan motorsport dunia. Balap rally juga memperebutkan siapa yang menjadi juara pertama, bedanya adalah setiap peserta akan dilepas satu persatu dengan jeda waktu antara 3 sampai 5 menit. 

Selain itu balap rally tidak hanya menggunakan lintasan tanah saja melainkan juga seperti kerikil, aspal, bahkan sampai salju sekalipun seperti pada gelaran Rallye Monte-Carlo dan Rally Sweden. Euforia balap rally di luar negeri disambut dengan penuh antusias yang tinggi oleh masyarakatnya, terutama di event rally tertentu seperti Safari Rally di Kenya, Afrika yang dimana menyuguhkan keindahan alam Afrika yang khas serta juga menyuguhkan kebudayaan masyarakat setempat menjadi daya tarik tersendiri. Lalu bagaimana dengan euforia balap rally di Indonesia? Euforia balap rally di Indonesia tidak sebanding dengan negara lain karena beberapa faktor. 

Meskipun beberapa tahun terakhir balap rally di Indonesia mulai sedikit menunjukan geliatnya.Adapun faktor pertama yaitu infrastruktur dan dukungan pemerintah masih terbatas. Negara-negara maju di Eropa yang menjadi basis dari kejuaraan dunia rally lahir memiliki lintasan dan fasilitas yang memadai. Dan pihak pemerintah memberikan dukungan yang serius terhadap gelaran motor sport yang satu ini. 

Sedangkan di Indonesia secara infrastruktur dan dukungan pemerintah masih kurang. Apabila ditarik mundur ke belakang pada tahun 1996 & 1997, Indonesia pernah menjadi tuan rumah gelaran akbar World Rally Championship (WRC) di Sumatera Utara dengan tajuk Rally of Indonesia. Namun sayang pada tahun berikutnya di tahun 1998 gelaran ini dibatalkan karena krisis moneter dan gejolak politik yang saat itu melanda Indonesia. Pada saat waktu itu kita dapat mengetahui bahwa infrastruktur yang ada sangat memadai untuk para peserta, official, dan masyarakat yang datang pada gelaran ajang tahun tersebut.

https://www.motorsportimages.com/photos/?event_id=4053


Kedua, minimnya promosi dan liputan media membuat olahraga ini kurang dikenal oleh masyarakat luas. Saat ini media liputan dan promosi dari event rally di Indonesia hanya sebatas di media sosial seperti Instagram dan media cetak seperti baliho-baliho di kota-kota penyelenggara acara rally. Padahal, balap rally memiliki potensi besar untuk menarik perhatian penggemar otomotif. 

Dengan adanya live streaming di platform Youtube juga ikut ambil andil dalam dalam menarik perhatian penonton dan penggemar baru otomotif tentunya. Hal ini berbeda dengan negara lain. 

 Di negara lain seperti New Zealand (Selandia Baru), event rally seringkali menjadi sorotan utama. Hal ini disebabkan karena promosi dan liputan seputar acara rally menjadi sebuah nilai daya tarik wisata bagi orang-orang yang ingin pergi kesana. Ditambah lagi, pertumbuhan industri balap rally di New Zealand sudah settled. Dan New Zealand pun menjadi salah satu negara di Asia Pasifik yang turut ikut melahirkan regulasi terbaru di kelas rally yaitu Asia-Pacific Four Wheel Drive (AP4).

Ketiga, kurangnya partisipasi pabrikan otomotif yang ada di Indonesia mempengaruhi popularitas rally. Hal ini bisa dibenarkan namun juga bisa tidak benar. Benar karena tidak semua pabrikan otomotif di Indonesia memiliki tim balap yang langsung terjun ke ajang balap rally. Dan tidak benar jika pabrikan otomotif tidak berpartisipasi dalam gelaran rally di Indonesia. Namun lebih banyak mobil-mobil yang digunakan di balap rally digunakan oleh privateer dari setiap tim yang tidak dinaungi langsung oleh Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM). 

Di benua asal WRC lahir yaitu eropa, sering melibatkan pabrikan dalam mengembangkan dan mempromosikan tim rally mereka, menciptakan rivalitas yang memacu pertumbuhan olahraga ini. Namun beberapa waktu terakhir di Indonesia mulai berdatangan mobil-mobil balap rally dengan spek balap dunia. Seperti koda Fabia R5, Hyundai i20 R5, Peugeot 208 Rally 4, dan masih banyak lainnya.

Dan yang terakhir, budaya otomotif di Indonesia lebih cenderung kepada balap motor dan drag race. Bukan rahasia umum bahwa Indonesia menjadi negara yang pengguna kendaraan roda dua terbanyak. Hampir setiap elemen masyarakat menggunakan roda dua untuk menjadi alat transportasi. Hal ini pula lah yang mendorong balap dunia seperti Motogp kembali digelar di Indonesia setelah absen dari kalender balap dunia selama kurang lebih 25 tahun lamanya. Dan untuk meningkatkan euforia balap rally di Indonesia, perlu adanya upaya bersama dari pemerintah, media, dan pabrikan otomotif untuk meningkatkan infrastruktur, promosi, dan partisipasi serta bersinergi agar geliat motorsport satu ini memiliki euforia yang sama dengan motorsport seperti Motogp.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline