Lihat ke Halaman Asli

(Part1) Nasib,Tanah Cuma di Pot

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harga sembako naik,terutama produk pertanian . Tarikan permintaan dan minimnya pasokan . Dua hal yang bahu-membahu untuk membuat harga semakin cetar membahana. Itulah resiko jadi masyarakat di Indonesia. Sebagai warga negara yang baik,seharusnya kita sudah memaklumi . Karena Hal seperti ini sudah terjadi berulang-ulang dan menjadi kebiasaan .

beberapa kaum ekstrem lainnya malah sibuk menghujat dan mengkritisi peran pemerintah . Komentar dan opini miring terhadap pemerintah justru lebih banyak jumlahnya dibanding harga sembako . Akibatnya ? Capek iya .

Mari kita perhatikan dengan seksama, di sekitar kita..
Sektor Properti sedang giat dan gencar dalam produksi . Sedikit demi sedikit mereka memakan lahan-lahan yang tersedia . Dan parahnya , Sawah yang dulu selalu panen dengan hasil yang lumayan sekarang jadi perumahan ,pertokoan,mall,hotel,maupun apartemen . Dan hal ini masih terus terjadi. mereka terus melakukan ekspansi .

Beberapa tahun lagi , masih adakah lahan tersisa untuk kegiatan pertanian&perkebunan ? terutama di wilayah kota yang setiap tahunnya mendapat tekanan permintaan pangan yg terus naik jumlahnya seiring dengan kenaikkan jumlah penduduk kota tsb . Apalagi saat ini negara ini cukup disulitkan dengan distribusi bahan sembako terutama pertanian. bisa dilihat ketika panen,harga di daerah penghasil sangat murah,sedangkan di daerah lain ,masyarakat merana dan sibuk mengais  pasokan yang tersisa.

dengan kondisi seperti ini,Petani lama-lama akan gulung tikar,kenapa ? karena tiap panen harganya ngga seberapa . Lalu menjual tanahnya ke pengusaha properti . Dan 5 tahun kemudian jadilah perumahan . Lalu 5 tahun kemudian,warga perumahan ini akan mengalami kelangkaan pangan .

impor dan impor . sepertinya kegiatan ini menjadi hobi baru ,oleh negara yang pada masa lalu pernah menjadi lumbung pangan .

Twitter : @IrfanOvede (seorang pelajar di Madiun )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline