Lihat ke Halaman Asli

Irfan Nugroho

Penulis fanfic Wattpad (@FunFun88) dan Hobi menggambar (Ig : @irfannugroho88)

MotoGP Musim 2022 yang Membosankan

Diperbarui: 10 November 2022   20:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MotoGP 2022 (Sumber: Instagram MotoGP)

MotoGP musim 2022 baru saja berakhir pada Minggu (06/11/2022) lalu di Valencia Spanyol. Fransesco Bagnaia berhasil keluar sebagai juara dunia baru di ajang balap motor paling bergengsi tersebut. Hal tersebut sekaligus mematahkan rekor milik Casey Stoner yang pertama kali dalam sejarah MotoGP berhasil membawa Ducati sebagai juara dunia. Ducati juga harus bersabar menunggu gelar juara selama 15 tahun lamanya.

Namun sepanjang MotoGP musim 2022 berjalan, banyak penggemar balap kuda besi ini mengeluhkan soal keseruan Gran Prix ini. Hal tersebut diperkuat dengan penurunan rating dan penonton pada balapan MotoGP. Memang, dari awal seri pembuka hingga libur paruh musim pertandingan, MotoGP terlihat membosankan meskipun beberapa rider terlihat memiliki potensi untuk menang di setiap serinya dan meramaikan barisan depan.

Meski demikian, MotoGP 2022 tetap mengalami penurunan jumlah penonton dan rating. Ada beberapa faktor mengapa MotoGP 2022 tidak begitu menarik dan terlihat membosankan.

1. Minimnya aksi overtake di lintasan.

Sejak dimulainya MotoGP musim 2022, sudah terlihat aksi salip menyalip di lintasan yang berkurang. Selepas start biasanya satu pembalap akan mendominasi di depan dan "kabur" meninggalkan para rivalnya. Sementara para pembalap di belakang hanya membuntuti dan tidak ada perlawanan berarti. Hal inilah yang menyebabkan balapan berlangsung membosankan. Salah satu pembalap yang terkenal "ngacir" saat race adalah Fabio Quartararo.

2. Tidak seimbangnya kekuatan antar pabrikan.

Salah satu faktor lain penyebab MotoGP 2022 tidak seru adalah, kekuatan antar pabrikan atau antar motor yang ditunggangi. Seperti yang diketahui, untuk musim 2022 ini, Ducati menurunkan 8 motor sekaligus. Ducati sendiri terkenal akan tenaganya yang besar dan tangguh di lintasan lurus dengan mesin V4 yang dipakainya. Selain itu, mayoritas pabrikan lain juga menggunakan mesin v4 yang terkenal memiliki tenaga besar. Mereka adalah Honda, KTM, dan Aprilia. Sisanya Yamaha dan Suzuki menggunakan mesin Inline 4 yang terkenal spesialis cornering dan tidak bertenaga besar.

3. Terlalu banyak Ducati

Selain memang memiliki tenaga yang besar, Ducati yang menurunkan hingga 8 motor (masing-masing dua motor dalam satu tim), membuat pabrikan lain kesulitan untuk bersaing. Meskipun mayoritas mengusung mesin v4, namun setting setiap motor bahkan setiap pembalap dan tim tentunya berbeda-beda. Hal ini sempat disinggung oleh juara dunia 8 kali MotoGP yaitu Marc Marquez yang mengatakan MotoGP seperti ajang pertandingan Ducati Cup. Tim-tim yang menggunakan Ducati di antaranya adalah Ducati Lenovo (pabrikan), Pramac Racing, Gresini Racing dan VR46 Racing.

4. Pensiunnya Rossi dan menurunnya peforma Marc Marquez

Penyebab terbesar menurunnya penonton MotoGP 2022 tak lepas dari pensiunnya seorang Valentino Rossi dan peforma Marc Marquez yang buruk. Siapa yang tak kenal Valentino Rossi? seorang pembalap legenda yang bisa dibilang mempopulerkan MotoGP di era 2000an dengan aksi overtake-nya yang luar biasa. Gaya balapnya membuat setiap penonton berdecak kagum dan membuat jalannya balapan menjadi seru. Begitu pun dengan Marc Marquez, pembalap berjuluk The Baby Alien itu juga terkenal akan gaya balapnya yang agresif dan sering berduel dengan rival-rivalnya di lintasan. Tak jarang Marquez sering berselisih dengan para rider MotoGP di lintasan. Dengan pensiunnya Valentino Rossi dan menurunnya peforma Marc Marquez, MotoGP seakan seperti kehilangan jantungnya, tidak ada sosok ikonik dalam pertandingan tersebut.

5. Tidak adanya perseteruan panas

Terakhir adalah, tidak adanya perseteruan sengit antar pembalap. MotoGP era sekarang diisi oleh banyak pembalap muda dan hubungan mereka terbilang sehat di lintasan maupun di luar lintasan. Hal inilah yang membuat persaingan menjadi biasa saja, namun bukan berarti para pembalap harus saling bermusuhan, respect antar rider tentu sangat penting. Tetapi, dengan tidak adanya drama membuat persaingan menjadi membosankan. Contohnya saat era Valentino Rossi, banyak para pembalap yang saling sindir hingga mengejek atau biasa disebut psywar. Hal tersebut sering terjadi antar pembalap seperti Rossi dengan Lorenzo yang memiliki hubungan buruk bahkan juga dengan Casey Stoner.

Namun tidak semua seri MotoGP 2022 membosankan, salah satu race yang bisa dibilang menjadi balapan paling seru di musim 2022 adalah saat memasuki Australian GP di Philip Island. Mayoritas penonton MotoGP sepakat jika seri Philip Island menjadi seri dengan balapan terseru sejauh MotoGP 2022 berlangsung. Di mana pada balapan tersebut sebanyak 4 sampai 5 pembalap bersaing ketat di barisan depan dan saling menyalip demi mendapat podium satu. Hasil balapan kemudian dimenangkan oleh Alex Rins dari Suzuki, diikuti Marc Marquez di posisi kedua dan Bagnaia di posisi ketiga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline