Lihat ke Halaman Asli

Irfan Masruri

Mahasiswa

Hadapi Covid-19, Tulungagung Harus Berbenah Secara Holistik

Diperbarui: 7 Mei 2020   12:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam melawan covid-19 Tulungagung harus berbenah. jika tidak, maka ledakan jumlah korban akan kian terus meningkat. Melihat dari grafik penderitanya setiap hari, sebenarnya tidak terlalu tinggi, cenderung lebih landai jika dibandingkan kota-kota besar seperti jakarta dan surabaya ataupun kota besar lainya.

Namun jika dibandingkan dengan kota-kota tetangga, angka positif covid-19 di Tulungagung tergolong tinggi. Hal ini disebabkan adanya kejutan besar yang menimpa Tulungagung, bahawasanya segelintir orang yang sudah positif terjangkit, tetapi masih melakukan aktifitas berkerumun, dan tidak patuh dengan anjuran pemerintah yang mengharuskan social distancing ataupun phisical distancing. 

Contohnyakasus desa Jabalsari kecamatan Sumbergempol, satu orang positif covid-19 yang tidak diketahui, mengikuti aktifitas yasinan dan tahlilan bersama jamaah di lingkunya, karena orang tuanya meninggal. Jika dilihat dengan kacamata keadaan normal, kegiatan tersebut sah-sah saja, bahkan tergolong wajib untuk dilakukan. 

Tetapi jika dilihat dari kacamata keadaan sekarang yang sedang terjadi wabah, kegiatan semacam itu justru harus dihindari. Sebab resiko penularannya sangat tinggi. Hal tersebut terbukti ketika satu orang yang mengikuti yasinan dan tahlilan itu diketahui positif covid-19, lalu pihak satgas melakukan trafficking, hasilnya satu kampung diisolasi akibat hasil rapid test masal di desa tersebut terdapat 12 orang yang positif.

Itu baru desa Jabalsari, Mungkin jika satgas mau melakukan rapid tes masal keseluruh warga Tulungagung, hasilnya juga akan semakin bertambah banyak lagi. Dari kelalaian dan kurang sadarnya masyarakat inilah, bukan tidak mungkin korban di Tulungagung akan meledak secara signifikan.

Tidak hanya desa jabalsari, hal lain juga terjadi di pabrik rokok Mustika yang bertempat di desa Gesikan kecamatan pakel, baru baru ini diketahui karyawannya ada 17 orang yang positif covid-19, penyebabnya juga hampir sama dengan Jabalsari. Namun disisi lain dari kasus ini adalah pihak perusahaan yang lalai atau cenderung meremehkan  anjuran pemerintah, untuk sementara waktu bekerja dari rumah atau work from home. Jika tidak bisa, setidaknya perusahaan tersebut melakukan aktifitas kerja dengan protokoler kesehatan. Seperti, mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak minimal satu meter. Kalo itu dilakukan potensi tertular akan sangat minim.

Adapun kalo di crosscek lebih mendalam, aktivitas berkerumun itu bukan tanpa alesan, melainkan karena kurang sadarnya masyarakat ataupun karena tuntutan pekerjaan yang harus di laksanakan oleh setiap individu tersebut. Lebih bahayanya lagi, masih banyak yang ber-mindset sering menganggap dirinya tidak mungkin terinfeksi karena badan sehat, daya imun kuat, usia masih muda dan lain sebagainya. Inilah yang menjadi penyebab utama kurang sadarnya masyarakat dan cenderung meremehkan.

Oleh karena itu kesadaran komunal sangatlah penting untuk melawan pandemi ini. Jika Tulungagung ingin selamat dan pandemi cepat berakhir, mari melakukannya secara holistik. Baik pemerintah, aparat penegak hukum, masyarakat biasa dan lain sebagainnya, untuk saling mengingatkan satu sama lain.

Pertama dari pihak pemerintah harus benar-benar memberi kebijakan yang efektif, seperti nyiapkan sarana prasarana kesehatan yang layak, melakukan penanganan dengat cepat dan juga harus memberikan bantuan tepat sasaran kepada warga yang membutuhkan.

Kedua aparat penegak hukum harus lakukan pengawasan setiap hari. Tidak hanya melakukan patroli keliling terbuka saja, melainkan juga harus melakukan kontroling secara diam-diam dan rahasia. Terutama di kawasan kawasan yang rawan digunakan berkumpul orang banyak. seperti, tempat-tempat industri yang memiliki banyak karyawan, masjid-masjid yang beribadah tidak dengan protokol kesehatan, pasar dan lain-lain. Karena disitulah potensi tertular sangat tinggi. Lalu memberi sanksi tegas kepada elemen yang tidak patuh pada aturan melawan pandemi ini.

Dan untuk masyarakat biasa jangan lakukan dulu acara-acara atau kegiatan yang mengundang orang banyak, seperti yasinan berjamaah, resepsi pernikahan, konser musik, dan lain sebagainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline