Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Irfan Fauzi

Jurnalis dan Aktivis Pajak

Cinta, Ideologi Kebebasan

Diperbarui: 12 Juli 2019   17:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com    

Melalui sajak ini, aku akan mengingatmu
Meski hidup kian modern namun
Riuh kemacetan  menjadi sarapan berbaris di headline surat kabar
Korupsi, kriminalisasi dari lemahnya konstitusi hingga hak asasi

Bebaris kalimat ini, aku akan menuliskan namamu
Meski harus kukisahkan ada ribuan surat kabar dibredel
Berujung kekerasan yang buta hukum dan dalih semu sebuah keadilan
Disebabkan oposisi tanpa relasi, negosiasi, hingga omong kosong demokrasi

Sekumpulan kata ini, aku pun masih menuliskan namamu
Meski para kaum borjuis ceria melihat gedung berparas pesona
Sedang aku lebih mengaggumi tumbuhan terabaikan
Sebab disana aku leluasa untuk bercumbu denganmu melalui secarik puisi

Berbagai cerita ini, aku biarkan kau menari di penaku
Meski propaganda pesta rakyat menjadi trend topik
Berbondong bondong parpol siaga menyusun strategi
Merebut kursi sebuah pucuk kekuasaan negeri

Dan pada akhirnya aku, mengenangmu
Meski setiap harinya harga harga fluktuatif
Investor bertopeng malaikat menanamkan saham destruktif
Kapitalisme dan liberalisme yang dulu padam kini menjadi masif

Mari kita memberi satu untuk jadi genap
Jadi coba pahami ini , "kamu kemerdekaanku"


Ttd,

Muhammad Irfan Fauzi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline