Lihat ke Halaman Asli

Irfan Fauzi

Berbagi tanpa harus mencaci

Catatan Malam Monas-Klender

Diperbarui: 29 Maret 2016   20:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Warga Jawa Barat, tinggal di perbatasan Jakarta-Bekas[caption caption="dagelanmeme.com"][/caption]i

Ini adalah kejadian pekan kedua di bulan Maret yang berangin. Tepatnya pada malam minggu, saat semua orang mencoba keluar dari kepenatan rutinitas pekerjaan, sekolah, atau pun transaksi bisnis. Memang, Sabtu-Minggu selalu menjadi hari yang ditunggu-tunggu bagi masyarakat pekerja baik negeri ataupun swasta. Weekend adalah saat yang tepat untuk sekedar keluar, makan bersama, atau pun menikmati alunan musik bergenre Jazz, Blues, Rock di kafe-kafe atau setidaknya dangdutan di pinggir jalan.

Sore itu, jalanan di sekitar Jakarta dan Bekasi seperti biasa padat dan penuh polusi. Terlebih malam minggu yang semarak akan kerumunan penikmat weekend. Aku pun turut dalam semarak kerumunan yang berbondong-bondong hilir mudik Jakarta-Bekasi. Jika ingin melihat betapa semrawut jalanan di malam minggu, lihatlah Kalimalang. Proyek jalan tol Becakayu (Bekasi-Cawang-Kampung Melayu) yang belum kunjung selesai menambah kesemrawutan jalanan Kalimalang. Tanah merah serta kepulan debu maupun asap knalpot menjadi pemandangan lazim. Meskipun demikian, tetap saja banyak masyarakat yang terpaksa nyaman hilir mudik melalui Kalimalang, jalur strategis penghubung Bekasi-Jakarta Timur.

Aku pergi ke Jakarta untuk berkunjung ke seorang teman karib yang kini tinggal di Klender, Jakarta Timur. Dia bilang, teman SMA kita yang kebetulan baru kerja di Jakarta, ingin berjumpa di sekitar Monas ba’da maghrib. Nama teman kami, ya sebut saja Apep. Dia teman kami sejak nyantri di Garut.

Matahari senja mulai nampak kekuningan, terlihat dari jendela kamar di kawasan Klender. Kami segera siap-siap menuju Stasiun Klender. Waktu kami akan banyak terbuang karena kami menuju Monas menggunakan Commuter Line, transportasi murah meriah ala Ibukota. Benar saja, selama kami transit di St. Manggarai lebih dari 20 menit waktu terbuang untuk menunggu datangnya kereta yang akan membawa kami ke Monas. Kurang lebih pukul 18.30 WIB, kereta kami baru tiba dan langsung meluncur menuju St.Jakartakota via St. Juanda.

“ping..”, “..Ges dimana uy?”

Tiba-tiba saja bbm ku berbunyi, sebuah pesan dari Apep. Rupanya dia sudah tiba duluan, di Monas.

“keula kedeung deui (tunggu, sebentar lagi)” jawabku.

Sepertinya itu adalah chat terakhir yang dibaca oleh Apep.

Menjelang pukul 19.00 kereta kami sudah menepi di Stasiun Juanda. Dari situ kita bisa naek bus City Tour yang bertingkat untuk membawa kami menuju Monas secara free ! Gratis!. Seumur-umur, baru kali ini aku naik bus bertingkat yang biasanya saya lihat di film-film barat zaman SD dulu. Tapi sekarang, bus bertingkat sudah mulai tersebar di beberapa kota besar seperti Bandung, Jakarta, Solo, dan kota lainnya (kalau ada).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline