Lihat ke Halaman Asli

Irfan Hidayat

Personal blog kompasiana

Menunggu Bapak Presiden Terjatuh di Jalan

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

BRAKK!

Baru saja roda motorku terkena lubang jalan di depan halte UKI Cawang di pagi penuh semangat memburu nyala asap dapurku. Maksud hati terus saja jalan setelah peristiwa itu dengan menggeber motor tapi apalah daya, laju kemudi mendadak oleng pertanda ada yang tidak beres dengan roda setelah terkena musibah barusan.

Pun setelah menyalakan sein arah kiri, saya perlahan menepi. Sempat memerintahkan seorang sopir angkot warna biru muda agar maju sebab sepertinya dia ngetem tapi tidak sungguh-sungguh menggerakkan kendaraannya. Dan alhamdulillah, tampak gerobak tambal ban di tepi dekat jembatan penyeberangan busway dimana melihat saya, pemiliknya sempat mengusir seorang tukang ojek yang menghalangi posisi dimana saya akan memarkir motor butut ini di samping gerobaknya.

Lalu tanpa banyak ba bi bu, tukang tambal ban itu dengan cekatan membongkar ban belakang motor saya dan menemukan sobekan sebesar lima senti di bagian ban dalam roda belakang motor saya. Dan tidak ada cara lain selain menggantinya dengan ban baru. Ya sudah. Ganti saja dengan ban baru, pinta saya dengan terpaksa.

Tapi bukan itu cerita yang penting di sampaikan saat dia, tukang itu membuka percakapan dengan bertanya, "Kenapa bang?"  Dan saya menjawab bahwa gembos setelah kena lubang jalan barusan. Dia lalu mengangguk tanda memahami sesuatu.

"Abang beruntung!" Katanya. Membuatku sempat merasa lucu.

"Beruntung begimana?" Tanyaku padanya.

"Kemarin ada orang kena lubang itu. Dia jatuh. Dua ban depan dan belakangnya sobek, baik ban dalam maupun ban dalam.  Sudah gitu, tangannya berdarah. Terluka. Abang beruntung tidak jatuh, pun cuma kena ban dalam bagian belakang saja."  Katanya dengan meyakinkan.

Aku mengangguk dan percaya.  Alhamdulillah aku tidak apa-apa, ucapku dalam hati.

"Dulu itu lubang pernah sampai di beri kursi, supaya tidak di tabrak motor lagi, eh malah kursinya yang ditabrak mobil." Katanya.

"Mungkin karena tidak tahu kalau ada lubang berbahaya disitu, kaget lalu malah jadi nabrak kursinya ya bang." Jawabku sekenanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline