Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Pada Bangku Jati

Diperbarui: 23 Desember 2024   06:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber gambar: Pixabay.com/MabelAmber

Pada Bangku Jati 

(Oleh: Irfan HT)

Pada kemarau bergantung beban
Lahap si ulat menyantap daun
Berubah kepompong
Berayun di ketiak pohon jati
Daun kuning gugur melambai
Bertumpuk di tanah
Menudungi rumput
Kokoh akar lega menyuap mulut ranting

Tinggi menjulang
Pucuk menengadahkan tangan mendamba hujan
Merindu tunas-tunas muda menari gemulai  
Memancarkan hijau

Ibuku menjelma pohon jati
Tegak di antara ribuan pohon
Ingatku pada guratan indah
Menghias lingkar batang
Dulu kutebang
Kubuatkan bangku
Dambakan ibu melepas senyum
Bersanding padaku di ruang tamu

Bangku melaun-laun kutinggal sendiri
Tak henti langkah mencari pohon lain
Membuat lemari
Kutaruh di kamar tidur

"Aku pulang, Bu"
Kubawa sekaleng pernis
Memoles lembut wajah lapuk kayu
Pun roboh dilahap rayap

Bangku jati tinggal serpihan
Ditiup angin dari lubang ventilasi
Menempel bersama debu di dinding
Namun guratan indah masih berbayang
Melekat di langit-langit kamar

Aku sembunyi dalam lemari
Merindu derit kaki bangku jati
Air mata kompak membungkam mulut
Malu menitikkan bulir sedih

Sebentar lagi aku menjelma bak ibu
Takut jiwa tak menjadi pohon jati
Resah menjadi bangku rapuh
Guratan tak melingkar indah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline