Adu Baca di Pameran Senjata
(Oleh: Irfan HT)
"Jangan marah dulu, Tuan," ketus Rakushi untuk menenangkan jenderal yang siap-siap menekan tombol peledak di tongkat komandonya.
Pimpinan militer itu menatap sinis ke arah Rakushi. Tongkat komando diacungkan tanda marah karena kehebatan militernya diremehkan.
Semua pengunjung pameran panik dengan sikap nekat pimpinan militer itu. Lelaki yang kelihatan sangar menjadi sangat menakutkan. Dia berdiri di samping sebuah rudal berlukiskan ikan hiu dengan gigi runcingnya.
"Kami tegaskan, rudal ini sudah terpasang dengan bom nuklir. Produk ini sudah pengalaman dalam menjalankan tugasnya. Jadi tak usah ragu untuk memesan pada kami," ujar sang jenderal.
Saat pria berseragam militer itu menjelaskan tentang senjata pemusnah massal andalan negaranya, Rakushi mengacungkan tangan untuk bertanya, "Bagaimana Tuan yakin kemampuan bom yang sekarang lebih dahsyat dari yang dulu?"
Pertanyaan Rakushi inilah yang memancing ketersinggungan sang jenderal. Karena raut wajah kurang bersahabat, Rakushi pun tak nyaman lagi berlama-lama di sana.
"Orangnya gak asik, kita pindah aja yuk!," ajak Rakushi pada pengunjung yang lain.
Rakushi dan rekan-rekannya adalah utusan setiap negara yang diundang secara khusus untuk menghadiri pameran dunia senjata pemusnah massal. Acara itu dilaksanakan selama 1 hari di sebuah pulau yang lokasi dan kegiatannya dirahasiakan.