Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Hanya Kaos Green Jobs

Diperbarui: 11 Juni 2024   20:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber gambar Pixabay.com/TheDigitalArtist

Hanya Kaos Green Jobs

 

Gumpalan asap pabrik beranjak dewasa
Merobek awan Cumulonimbus
Menyesakkan jantung angin
Membekap hidung daun
Sampai wajah pucat dan layu
Badai turut membantu
Memecah pekat hitam
Rumah beterbangan, gedung roboh
Kau, hanya bisa marah

Sampah menjulang menantang Merapi
Api masih meredam amarah
Tak kunjung limbah ditelan perut
Sang gunung hilang selera makan
Bersendawa muntah
Kampung dilahap
Sapi-sapi menggelepar
Kau, hanya bisa benci

Botol plastik berjejer di pinggir jalan,
Menawarkan diri
Kardus tergolek lapuk di trotoar
Pohon tumbang belum termakan rayap
Hujan sudi bantu menyapu
Bersihkan darat ke sungai
Rumah melambai sebelum hanyut
Longsor menghajar
Kau, hanya bisa kesal

Laut masih sabar
Ikan-ikan tabah
Sampah tak diundang,
Menumpang di peraduan mereka
Pasir tak kuat lagi melayani
Merayu ombak mengumpul dengan penuh hati
Seonggok demi seonggok di pesisir
"Bakarlah, aku tak punya api", katanya
Kau, tak kunjung peka

Laut mengadu
Tsunami datang bertamu
Mengirim cinderamata
Kapal Greenpeace karam di atas atap
Terumbu karang cincin, menghias taman kota
Makhluk-makhluk berakal berkaos Green Jobs,
Sibuk berfoto sendiri
Mengirim pesan dengan jari
"Apa salah kami?"

(Sumbawa, 11 Juni 2024)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline