Lihat ke Halaman Asli

Sarjana Muda

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sarjana oh sarjana. Siapa yang tidak kenal dengan sebutan sarjana. Satu kata yang mempunyai banyak makna. Masyarakat  sudah mengerti dan bahkan  mengklaim bahwa sarjana itu harus pintar, cerdas, dan harus bisa semuanya, atau lebih populer dengan sebutan instan. Dan yang lebih penting dari kesemuanya itu ialah sarjana juga harus mempunyai pekerjaan yang tetap dan tidak pengangguran.

Sarjana oh sarjana. Sungguh berat tanggunganmu di masyarakat. Tapi bagaimana kalau sarjana tidak mempunyai  kriteria yang disebutkan diatas? Apakah sarjana akan terbuang dari Nusantara ini?. Dengan melihat realita yang ada sekarang, misal diNegara kita Indonesia, banyak para pengangguran yang berasal dari kalangan akademisi yaitu sarjana. Sungguh ironis sekali jika melihat yang terjadi sekarang. Orang yang berpendidikan tingggi, banyak pengangguran dan tidak mempunyai pekerjaan. Dan kalaupun mempunyai karya maka karyanya pun tidak dihargai.

Sarjana oh sarjana. Percuma kuliah cepat tapi outputnya tidak ada. Lebih baik kuliah lama dan berproses lebih lama maka hasil outputnya pun lebih memuaskan. Tetapi pemikiran seseorang mungkin berbeda. Ada yang cepet – cepet kepengen lulus tapi sebagian ada juga yang mengulur – ngulur kuliahnya. Ya setiap seseorang mempunyai visi dan misi tersendiri guna menempuh jalan hidupnya. Banyak perguruan tinggi atau Universitas di Negeri ini yang mempunyai misi meluluskan sarjana sebanyak – banyaknya demi sekedar akreditasi. Dan korbannya siapa lagi kalau bukan mahaisiswanya sendiri. Ya demi proyek itu jurusan maupun prodi berlomba – lomba dalam meluluskan para mahasiswanya, entah anak didknya sudah berkompeten atau belum.

Sarjana oh sarjana. Sebenarnya masih kurang ilmu ini yang didapat. Masih banyak ilmu yang belum diketahui. Tapi apa daya, sistemlah yang berkuasa atas segala – segalanaya. Dan dengan waktu yang masih tersisa, perjuangan dalam menguras ilmu semakin bergairah. Karena proses mencari ilmu tidak harus selamnya diruangan tertutup dan duduk dikelas. Tapi semua tempat adalah sekolah dan semua orang guru.

Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang kubur

_selamat berproses_




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline