Lihat ke Halaman Asli

Irfan Fandi

TERVERIFIKASI

Menulis dan Membaca adalah suatu aksi yang bisa membuat kita terlihat beda dari orang yang disekitar kita

Salahkah Jadi Relawan di Saat Sisi Kemanusiaan Telah Hilang?

Diperbarui: 3 Februari 2022   13:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Foto oleh RODNAE Productions dari Pexels 

Kita harus paham dulu arti relawan terlebih dahulu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bentuk non-formal (tidak baku atau bahasa lisan) dari sukarelawan. Sukarelawan berarti "Oranng yang melakukan sesuatu dengan sukarela (tidak karena dipaksa atau diwajibkan). Tidak ada unsur paksaan atau diperdaya oleh orang lain, hal ini murni dilakukan atas kemauan diri sendiri.

Saya bingung sendiri jika ada orang atau yang memiliki kepentingan dengan cara menggiring sebuah opini menjadi pemikiran yang benar. Padahal menjadi seorang relawan merupakan hal yang terbaik yang bisa dilakuka oleh orang-orang yang beruntung untuk saling berbagi dengan orang-orang yang belum mendapatkan kesempatan yang sama dengan diri kita.

Saat ini banyak komunitas atau yayasan yang membuat sebuah program untuk mencari orang-orang yang memiliki semangat berbagi dalam banyak hal. Sebagai contoh saya pernah mengikuti beberapa seleksi untuk menjadi relawan di wilayah Indonesia bagian Timur. Terkahir kali yang mengadakan program ini adalah KAMI Foundation yang bekerjasama dengan Kemendikbudristel dan Kemenparaf Indonesia.

Terlihat bahwa hal ini tidak ada yang namanya system perbudakan atau pemanfaatan manusia dalam melakukan sesuatu hal yang baik. Mungkin mereka yang beranggapan lain bisa jadi mereka memilih atau mengguakan opini sendiri untuk meraih sesuatu hal yang menjadi konsumsi atau kepentingan pribadi.

Pada saat ini sudah banyak Foundation, Yayasan, organisasi dan Komunitas melakkan hal-hal seperti ini. Jika kalian tidak ingin ikut atau berpartisipasi ya sudah abaikan saja, jangan membuat sebuah statement yang memperkeruh dah membuat sesuatu hal yang baik jadi sebuah permasalahan yang baru.

Menjadi Relawan di saat sisi kemanusiaan telah memudar

Sumber : Foto oleh Pixabay dari Pexels 

Kita bisa melihat bagaimana karakter kebanyakan orang yang terlalu cuek dan sibuk dengan dirinya sendiri tanpa peduli dengan orag-orang disekitarnya. Begitu banyak orang sekarang kita liat dimedia social yang pamer kekayaan hingg pamer harta membuang-buang uang untuk hal-hal yag tidak penting.

Jika kita menelusuri hal fenomena ini sunggguh sangat disayangkan. Sifat empati dan simpati kita sebagai manusia dalam kondisi seperti ini berani untuk bertindak hal-hal yang tidak wajar sebatas mencari popularitas sesaat. Orang-orag yang ada di sekeliling kita masih banyak yang tidak bisa untuk bekerja dan berusaha mencari rejeki dengan caranya sendiri.

Begitu juga halnya dengan para relawan yang datang ke wilayah-wilayah terpencil untk emmberikan edukasi serta bimbingan pelajaran hingga pengalamannya yang berada di kota besar untuk mereka bisa sadar dan cepat mengejar ketertinggalannya untuk bisa bersaing dengan orag-orang yang merasa lebih pintar dan kaya di tengah kota besar.

Sangat munafik jika manusia telah hilang rasa simpati dan empati kepada sesama. Menjadi relawan merupakan sebuah pengalaman yang tidak bisa dihargai dengan sebuah materi, karena setiap orang yang ikut bergabung dengan ini adalah orang-orang yang masih memiliki sisi kemanusiaan untuk saling berbagi dan tolong menolong.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline