Drama di dalam organisasi sepak bola Indonesia tidak perlu dipertanyakan lagi, karena terlalu banyak permasalahan internal yang membuat para pecinta sepak bola ditanah air murka dan sakit hati dengan perilaku dari para petinggi yang ada di dalam PSSI. Baru kemarin seluruh jajaran PSSI melakukan evaluasi terhadap penampilan Timnas di Piala AFF 2020 di Singapura, Timnas Indonesia berhasil membawa gelar sebagai Runner-Up di Piala AFF Suzuki Cup 2020.
Tagar #HarunaOut dan #SaveSTY sempat menjadi trending topik dalam akun media social twitter. Pelatih Shin Tae Yong merasa tersinggung dengan ucapan dari petinggi Exco PSSI Haruna Soematri yang mengatakan " Sebelum anda itu [Indonesia] sudah lima kali jadi runner-up. Ya ada atau tidak adanya Shin Tae Yong itu prestasi tertinggi kita itu runner-up" ucap Haruna Soematri (dikutip dari laman CNN Indonesia)
Perkataan kalimat diatas sungguh tidak pantas dilakukan oleh orang-orang yang memiliki akal pikiran yang normal. Setiap kesempatan dalam menjalani semua hal yang ingin kita capai selalu ada namanya proses yang harus kita lakukan atau jalani. Tidak semerta-merta hanya ingin mendapatkan hasil yang baik tanpa harus menjalani sebuah proses; itu adalah sesuatu hal yang tidak mungkin dan tak akan pernah terjadi di atas dunia ini.
"Kalau prestasinya runner up ya apa bedanya dengan kemarin [pelatih sebelumnya]. Lebih-lebih kemarin ada yang ngomong, apa bedanya dia dengan Simon [McMenemy]. Simon juga maksimalnya runner up itu mungkin yang buat dia tersinggung." Sambung Haruna Soematri (Kutipan dari CNN Indonesia)
Hal ini sungguh tidak masuk akal dan wajar jika pelatih Shin Tae Yong tersinggng dengan ucapan dari Exco PSSI. Namun, alangkah baiknya sebuah kritik disampaikan dengan cara penyampaian yang lebih baik dan elegan sebagai petinggi dalam sebuah organisasi.
PSSI selama ini toh belum pernah memperlihatkan prestasi yang membanggakan, melainkan sebuah kenyataan bahwa dunia olahraga sepak bola kita di Indonesia sedang carut marut dengan adanya mafia bola yang bersarang di dalam organisasi.
Tak banyak yang perlu dibanggakan dalam prestasi olahraga sepak bola di tanah air, jika masih memiliki petinggi-petinggi organisasi yang memiliki kepentingan sendiri-sendiri tanpa berpikir jangka panjang untuk kemajuan sepak bola Indonesia. PSSI saat ini tidak bisa berbuat apa-apa karena liga yang sedang berlangsung di tanah air pun masih banyak tindakan kecurangan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mengatur pertandingan berada di luar lapangan sepak bola.
Setiap Prestasi harus menjalani sebuah proses
Setiap hal yang kita ingin capai dalam kehidupan kita tidak akan ada yang namanya didapat dengan cara instan. Semuanya perlu butuh proses dan perjalanan panjang untuk bisa menghasilkan sebuah prestasi yang baik untuk kita capai.
Manusia yang berani bilang semua pencapaian bisa didapatkan secara instan tanpa ada proses, mereka adalah manusia yang tidak mau bekerja keras, sombong, angkuh dan hanya perlu memanfaatkan kepentingan pribadi dalam memuaskan hasratnya dirinya untuk hal sementara bukan jangka panjang.
PSSI harusnya berkaca dengan semua hal yang telah terjadi selama ini. Saya masih ingat sudah berapa kali Najwa Shihab memberikan ruang tentang permasalahan olahraga sepak bola Indonesia didalam acaranya "Mata Najwa".