Lihat ke Halaman Asli

Irfan Fandi

TERVERIFIKASI

Menulis dan Membaca adalah suatu aksi yang bisa membuat kita terlihat beda dari orang yang disekitar kita

Snake Eyes "G.I Joe Origin": Pengkhianatan dari Sebuah Kepercayaan dan Pembalasan Kenangan Masa Lalu

Diperbarui: 10 September 2021   19:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Cinemags.com / Ilustrasi poster Snake Eyes G.I Joe Origin

Snake Eyes merupakan sebuah film aksi terbaru yang diproduksi oleh Skydance Media, yang di sutradarai langsung oleh Robert Schwentke. Penulis skenario film ini adalah Evan Spiliotopoulus, Joe Shrapnel dan Anna Waterhouse. Film Snake Eyes "G.I Joe Origin" memiliki durasi sekitar 2 jam 1 menit, dibintangi oleh para aktor dan aktris ternama di dunia. 

Film Snake Eyes G.I Joe Origin di bintangi oleh Henry Golding sebagai Snake Eyes, Andrew Koji sebagaai Tommy (Storm Shadow), Haruka Abe sebagai Akiko, Takehiro Hira sebagai Kenta, Peter Mensah sebagai Blind Master, Ursula Corbero sebagai Barrones dan yang paling menarik perhatian nitizen +62 adalah Iko Uwais turut andil dalam film ini sebagai Hard Master.

Snake Eyes bercerita tentang setelah menyelamatkan nyawa pewaris mereka, Snake Eyes yang ulet dan penyendiri disambut ke dalam klan Jepang kuno yang disebut Arashikage di mana dia diajari cara-cara prajurit ninja. 

Tapi, ketika rahasia dari masa lalunya terungkap, kehormatan dan kesetiaan Snake Eyes akan diuji - bahkan jika itu berarti kehilangan kepercayaan dari orang-orang terdekatnya.

Cerita semakin menarik dengan adanya aksi laga yang membuat penonton tidak bisa tenang, aksi kejar-kejaran dalam film aksi sangat menarik untuk diikuti sampai selesai. Dalam pengambilan gambar dan sinematografinya agak kurang dapat pada aksi perkelahian antar masing-masing tokoh, banyak pengambilan angle yang tiak begitu jelas untuk penonton nikmati pertarungan dari masing-masing karakter dalam film ini.

Untuk Audio dalam Film Snake Eyes lumayan bagus terdengar menonton melalui handsfree, karena film ini belum tayang di bioskop Indonesia karena masih dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat  (PPKM) yang terus di perpanjang hingga semua bioskop tanah air tutup total.

Apabila film ini ditonton dalam suasana bisokop pasti akan lebih menyenangkan menikmati aksi laga dan perkelahian dengan sound yang lebih besar berskala Dolby ATMOS atau IMAX.

Penilaian penulis terhadap film ini 8/10, dari segi alur cerita dan karakter pemain dalam memerankan perannya masing-masing perlu di apresiasi dan sangat bagus. 

Mungkin para pembaca memiliki penilaian yang berbeda, tapi ingat setiap film yang kita tonton memiliki selera dan penilaiannya masing-masing. Selagi cerita mengalir dan masuk akal dan film dibuat menarik kita perlua mengapresiasi film ini, setiap penilaian pasti subjektif bila dibandingkan dengan penilaian orang lain dan setiap orang pasti akan menilai objektif sesuai dengan apa yang ia rasakan setelah menonton film itu sampai selesai.

Kita perlu bangga sebagai Negara Indonesia karena para aktor dan aktris Indonesia sudah mulai satu per satu di lirik dan di ajak untuk berkolaborasi dan meramaikan industri perfilman dunia Hollywood. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline