Ujian Nasional atau UN adalah salah satu ujian yang paling berkesan dalam hidup banyak siswa Indonesia. Setelah sempat dihapus pada 2020, kini kabar diadakannya Ujian Nasional kembali berhembus, sekaligus memicu berbagai respons dari masyarakat.
Keputusan ini membawa siswa kembali pada kenangan akan suasana belajar yang intens, rasa khawatir, dan juga semangat besar untuk mempersiapkan diri. Selain mengukur kemampuan akademik, UN juga menjadi ajang pengujian ketangguhan mental siswa.
Pengalaman persiapan Ujian Nasional tidak bisa dipisahkan dari bimbingan belajar (bimbel) dan try out.
Banyak siswa memilih bimbel sebagai sarana untuk memaksimalkan persiapan mereka, bahkan berbondong-bondong mengikuti try out di sekolah, bimbel, atau bahkan di kampus-kampus ternama.
Persiapan yang panjang, dukungan dari teman, hingga kisah cinta remaja yang tumbuh di sela-sela belajar menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan siswa menghadapi Ujian Nasional.
1. Sejarah Singkat Ujian Nasional di Indonesia
Perkembangan Ujian Nasional
Ujian Nasional pertama kali diadakan di Indonesia untuk mengukur dan menstandarkan kualitas pendidikan di seluruh wilayah. UN menjadi acuan bagi siswa dalam menentukan kelulusan dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Sejak awal, Ujian Nasional telah melalui beberapa perubahan, mulai dari format soal, penilaian, hingga mekanisme pelaksanaan. Di era sebelumnya, UN hanya berupa ujian esai yang menguji pemahaman teori.
Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, sistem UN berubah menjadi ujian berbasis komputer atau Computer-Based Test (CBT) yang dinilai lebih efektif dalam menguji kemampuan siswa.
Sejak dihapus pada tahun 2020, Ujian Nasional akhirnya kembali dengan format baru di tahun 2024. Kembalinya UN ini bukan hanya karena tuntutan penilaian akademis, tetapi juga sebagai evaluasi terhadap sistem pendidikan yang dinilai perlu perbaikan.