Lihat ke Halaman Asli

Celoteh Negeri

Diperbarui: 22 November 2018   09:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Negeriku gersang dalam kelembaban..
Tanah airku kering dalam kehijauan...
Adakah mata air itu akan kembali menyegarkan?

Air mata darah mengalir dari kesengsaraan rakyat kecil yang meronta tak berkeadilan...
Apakah pancasila hanya tinggal nama??
Akankah bnineka tunggal ika hanya semboyan belaka?

Kini keadilan hanya milik mereka yang berpenghasilan...
Inilah redaksi celoteh negeriku...
Ia menjelma menjadi post imprealisme..
Kini mereka suka "berkuliner kanibalisasi"..
Hobi memakan bangkai saudara sendiri...

Musuh-musuh negeri yang pandai berkamuflase bak pahlawan sejati...
Tak terlihat mana pengasuh mana musuh..
Bergonta-ganti wajah kepentingan dengan bualan mempesona...

Usah kau bersedih pahlawan ...
Usah hiraukan negerimu saat ini..
Rintih lukamu kala kau teriakkan kata merdeka..
Kini hanya tercatat dalam buku dan dokumentasi sejarah yang begitu mengharukan untuk dikisahkan...
Karena penerusmu sudah tak pandai berkisah, apalagi berkasih...

Negeri pewayangan, setiap adegan bergonta ganti peran...
Wayang tampil berwibawa pencitraan..
Kepentingan terpampang di kening penuh kerutan...
Sang dalang asik mendongeng dari belakang.. Mendikte lakon setiap pertunjukan...

Mari kita pulang sahabat seperjuangan..
Pupus sudah harapan...

Bengkulu, boelan pahlawan 2018

* @irfandani30




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline