Lihat ke Halaman Asli

Hanya Mimpi...

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hanya Mimpi...

Terjaga aku ketika semuanya sepi,

Tidak ada keringat setetespun yang melekat dibadan saat tubuh ini bangkit dari peraduannya secara tiba-tiba,

Mataku enggan terbuka, sesal sedikit terkumpul didada,

Namun anehnya senyum ini mengembang lebar,

Ada titik klimaks kebahagiaan yang rasanya lewat menyelinap dalam gelap lalu masuk kedalam kumpalan selimutku,

Merayap terang dan jelas hingga akhirnya membawaku kedalam alam bawah sadar,

Aku,

Dalam alam itu,

Bertemu dengan kamu, sekali lagi,

Riak bahagia mengelilingi canda dan tawa,

Romantisme kebersamaan yang melekat erat seperti madu dan lebah,

Gusarnya hati dan tandusnya ladang gersang seolah terbayar telak disana,

Oase bahagia yang membuat aku terlena,

Aku,

Berada didekatmu,

Kau membawaku, menemui keluargamu, bercengkarama, berbahagia, tertawa lepas, dan ada kita disana, kita berdua dan mereka.

Dan aku teramat sangat menikmatinya,

SANGAT MENIKMATINYA....

Gemuruh perak dalam awan pekat yang gelap,

Tiba-tiba saja menghilangkan semua gerakan,

Menyelusup lagi kebalik selimut,

Dan membawaku duduk, terbangun, sadarkan diri, ternyata hanya mimpi...

Sayang sekali, kita bertemu hanya dalam mimpi, ada sesal dalam hati, kenapa mimpi ini terhenti..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline