Lihat ke Halaman Asli

Irfan Aulia

Psikolog

3 Prinsip Membaca Bahasa Tubuh Tokoh Politik

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ia nampak menyihir gayanya yang sederhana, mampu membuat banyak orang terpikat. Ia memukau dengan orasinya yang menggelombang dan kalimat yang bertenaga. Ia mengembangkan senyum, gerak tangannya halus mengembang ke depan, dan banyak orang mendekat dengannya. Ia bergerak, berbicara dengan lantang, mic di depannya ia singkirkan, kalimatnya bertenaga. Ada empat orang dengan ciri tertentu. Mungkin anda mengenali siapa mereka, atau anda tidak mengenalinya. Empat orang ini tokoh politik dengan ciri ciri tertentu.

Di tahun politik ini, setiap tokoh politik akan berhadapan dengan media dan masyarakat. Bahasa tubuh mereka menjadi pesan yang akan diterima oleh masyarakat. Pesan ini lah yang sejatinya bisa dibaca oleh siapapun ketika menggunakan 3 prinsip ini.

Prinsip sederhana ini digunakan oleh Alan Pease dalam mengungkapkan bahasa tubuh seseorang. Membaca bahasa tubuh sejatinya adalah membaca hal hal yang tak terungkap namun tertangkap oleh alam bawah sadar manusia. Dengan kepekaan membaca bahasa tubuh, anda akan memiliki kemudahan untuk menilai tokoh yang anda ingin pilih di tahun politik ini.

Tiga prinsip itu adalah

Pertama, lokalisir setiap gerakan tubuh. Di dalam membaca bahasa tubuh, ada kesan awal, yang ditangkap oleh manusia. Kesan awal ini bisa memiliki kesan baik atau kesan buruk. Namun untuk dapat membaca unspoken languange dari tokoh secara baik perlu anda melokalisir bahasa tubuhnya. Yang paling sering digunakan adalah melokalisir mimik dan melokalisir tangan dan gerakan tubuh. Dengan melokalisir anda akan mudah melihat kesesuaian gerakan tubuh dengan ucapan yang sedang disampaikan. Melokalisir juga memudahkan anda melihat bahasa yang tidak terungkap lewat komunikasi lisan.

Kedua, melakukan kalibrasi atau melakukan kesusaian. Di prinsip kedua ini setelah anda melokalisir mimik, gerakan badan, gerakan tangan. Anda akan melihat mana gerakan yang paling sering digunakan. Misal telunjuk ke depan saat melakukan orasi. Gerakan bahu mengembang saat diwawancara. Kemudian anda bisa melihat mana gerakan gerakan yang muncul tanpa sadar saat mengemukakan sesuatu. Dengan melakukan kalibrasi ini, anda akan mudah melihat bahasa tubuh apa yang sering dipakai, lalu apa yang sebenarnya tokoh ini rasakan dan sampaikan.

Ketiga, pahami konteks. Memahami konteks ini berkaitan dengan situasi saat tokoh ini berbicara dan citra yang dibangun. Bahasa tubuh dalam konteks politik berkaitan dengan citra. Politik di situasi saat ini seperti sebuah panggung. Tokoh politik dengan bahasa tubuh yang baik, umumnya memahami situasi dan konteks ia berbicara. Saat ingin memahami bahasa tubuh maka perlu memahami konteks dan ciri yang ingin dibangun.  Dengan memahami konteks maka anda akan mudah melihat pesan apa yang ingin tokoh ini sampaikan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline