Part 1
Kelana kembali pulang, setelah lama ia mengitari ruang dan waktu. Kepakannya masih sama, utuh, kuat, dan tak bisa digoyah oleh kerasnya badai hujan yang menerpa. Kelana telah selesai dengan tugasnya, semangat yang ia bawa melahirkan kekuatan yang mempesona. Kesabaran dan ketabahan mengajarkan ia untuk terus berlari melangkah lebih jauh lagi.
Kelana lupa bahwa ia telah rapuh, rapuh dalam hati yang utuh, rapuh dalam perasaan yang mungkin ia sudah lupa.
Kelana berharap. harapan, ia tempatkan pada setiap pijakan kaki yang menjadi cambuk keinginannya. Ia letakan harapan itu agar suatu masa nanti ia akan teringat bahwa setiap air mata, keringat dan derasnya perjuangan harus dibayar tuntas oleh kepastian. dalam hati ia menuai janji, sembari kepalanya mengadahkan ke langit ia mulai bercengkarama dengan sabda kata :
Pada pohon cemara yang daunnya mulai berguguran
Pada ranting dahan yang mulai berjatuhan
Pada akar yang tak lagi tumbuh menopang beban yang mulai runtuh
Pada semangat semoga tak menjadi rubuh
Pada tembok kuselipkan duka
Duka nestapa menggores luka