Lihat ke Halaman Asli

Jangan Korbankan Masyarakat Banten

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa hari menjelang Pemilikuda Gubernur Banten, berbagai cara busuk telah dilakukan oleh calon tertentu. Kali ini mudus operandi yang dijalankan begitu licik namun cerdik. Betapa tidak, mereka membagikan uang atau barang atas nama calon tertentu padahal tujuannya adalah untuk merugikan calon bersangkutan. Di Pandeglang saat kampanye Atut-Rano, ada pihak dari kubu calon lain yang memberikan ratuasan amplop berisi uang palsu 50 ribu atas nama Atut-Rano. Tujuannya sederhana, yaitu merusak citra sehingga masyarakat mengalihkan dukungan. Berbeda dengan kejadian hari Sabtu kemarin. Ada pihak yang membagikan sembako di Cileduk atas nama Atut-Rano. Padahal saat dikomfirmasi ke tim bersangkutan, tak ada intruksi ataupun inisiatif sedikit pun untuk melakukan itu. Bahkan pelaku sedang diselidiki karena telah merusak citra Ratu Atut-Karno. Beginikah caranya memenangkan Pemilukada? Tidak bisakah mereka sedikit gunakan otak sehat dalam meraih dukungan? Bagi saya, siapa pun yang menang tidak jadi soal asalkan nilai-nilai demokrasi tetap ditaati dan dijunjungtinggi. Akibat ulah mereka, keadaan jadi kelam dan mencekam. Masyarakat dijadikan boneka yang dimainkan semena-mena oleh orang tak bernurani. Kemungkinan besar hal itu dilakukan oleh lawan politik Atut-Rano, entah kubu Wahidin Halim atau Jazuli Juwaini. Meski banyak orang berpendapat bahwa itu dilakukan oleh kubu WH-Irna dengan alasan Jazuli-Zakki adalah ulama yang jauh dari perbuatan tercela, tapi memilih untuk menuntut Panwaslu atau kepolisian menyelidi kasus tersebut secara hukum lebih bijak dan tepat. Sungguh rakyat Banten tidak rela dijadikan boneka mainan. Mereka juga tidak percaya kalau Ratu Atut-Rano Karno melakukan itu. Sebab tindakan itu adalah blunder yang tidak masuk akal. Iya, tindakan itu hanyalah blunder buatan belaka. Dari manakah mereka dapatkan uang palsu? Hanya mereka yang punya akses terhadap mafia uang palsu yang bisa menjawabnya. Mungkin intelijen yang diperintahkan khusus untuk memenangkan salah satu calon. Intelijen dalam politik bukanlah hal baru. Sudah menjadi rahasia umum bahwa kemenangan Partai Demokrat pada Pemilu 2009 lalu tidak lain adalah karena peranan intelijen yang begitu besar. Mungkin tidak secara konstitusional, tetapi lebih kepada aksi personal. Kini partai Demokrat mempunyai kepentingan di Banten, di mana kadernya sedang mencalonkan diri. Berikut informasi mengenai blunder buatan yang merugikan *** Atut-Rano Difitnah Bagikan Sembako di Ciledug TANGERANG- Upaya menjatuhkan citra pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten nomor urut 1, Ratu Atut Chosiyah-Rano Karno, semakin gencar dilakukan lawan politiknya, menjelang pemungutan suara, pada 22 Oktober 2011. Di Ciledug, Kota Tangerang, tim pemenangan Atut-Rano mendapat laporan tentang adanya oknum yang mengaku sebagai tim sukses mereka dan membagikan sembako disertai ajakan untuk mencoblos pasangan Atut-Rano, pada Sabtu 20 Oktober 2011 mendatang. Sekretaris Tim Kampanye Atut-Rano, Iwan K Hamdan mengatakan, tindakan oknum tim sukses gadungan itu, diduga dilakukan oleh lawan politik Atut di kawasan itu, untuk memfitnah Atut-Rano. "Perbuatan oknum itu di-setting, dilaporkan ke Polisi. Bahwa, tim nomor 1 melakukan pelanggaran," ujar Iwan kepada okezone, Kamis (20/10/2011). Iwan mendesak pihak kepolisian, KPU, dan Panwaslu untuk menangkap oknum tim sukses gadungan itu, serta mengusut secara tuntas pihak-pihak yang berada di belakangnya. Sebelumnya, tambah Iwan, pasangan Atut-Rano juga pernah difitnah, telah melakukan black campaign di Jatiuwung dengan mengerahkan massa dan memesan puluhan angkutan kota ke Lapangan Ahmad Yani Tangerang, pada 18 Oktober 2011. "Setelah ditelusuri, ternyata yang menyewa adalah provokator yang disetting lawan politik dan berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian Polsek Jatiuwung," terangnya. Pasangan Atut-Rano juga pernah difitnah di Pandeglang, dengan membagi-bagikan uang palsu sebesar Rp 50 ribu yang disimpan dalam amplop bertuliskan nomor 1 Atut-Rano, saat tengah di Lapangan Menes, Pandeglang, pada 15 Oktober 2011. "Kami mengimbau kepada semua Timses atau pasangan calon untuk menghentikan Black Campaign guna menghadirkan rasa tenang di tengah masyarakat," ungkapnya. (ugo)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline