Lihat ke Halaman Asli

Irfan Ansori

Perbanyak Jejak Digital Kebaikan

Kajian Tafsir tentang Dinamika Kehidupan Manusia (Bagian I)

Diperbarui: 12 September 2018   10:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kajian tafsir Alquran bersama ust Irfan Ansori S. Sy

Sebagai makhluk Allah SWT, kehidupan manusia berjalan sangat dinamis. Oleh karenanya, Allah SWT memberikan akal, hati, dan hawa nafsu.

Interaksi manusia satu sama lain mendapatkan penilaian di sisi Allah. Jika mendapatkan bekal agama, maka dia akan senantiasa menjalankan semuanya dengan motivasi beribadah kepada Allah SWT. Maka dari itu, berikut kajian Tafsir Tematik Dinamika Kehidupan Manusia.

Derajat Manusia Berbeda Beda (Qs. Az-Zukhruf [43]: 32)

"Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan." (Qs. Az-Zukhruf [43]: 32)

Dinamikan kehidupan terdiri dari kelebihan dan kekurangan; kaya dan miskin; kalangan pejabat dan rakyat; yang diberikan kepada seseorang merupakan cara Allah agar manusia mampu berinteraksi satus sama lain. Ketinggian derajat yang diberikan kepada orang-orang musyrik pada dasarnya bukan karena keimanan dan risalah yang turun kepada mereka.

Derajat kenabian dan ketakwaan lah yang paling penting dalam agama Islam.

Nasib Manusia Selalu Berputar (Qs. Ali Imran [3]: 140)

"Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim," (Qs. Ali Imran [3]: 140)

Perjalanan perang Uhud ternyata bukan saja kekalahan fisik semata, melainkan Allah menyelipkan sebuah pelajaran kepada manusia agar mereka berhati-hati dengan kehidupan di dunia.

Allah bisa saja membulak-balikan nasib manusia dalam sekejap sesuai kehendaknya. Terutama bagi mereka manusia-manusia yang tidak patuh kepada perintahnya, sombong serta tidak peduli terhadap agama Allah.

Jangan terlalu senang ketika di atas, dan jangan terlalu putus asa ketika dibawah. Cukuplah Allah sebagai penolong, tempat bergantung, serta tempat berlindung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline