Lihat ke Halaman Asli

Irfan Daniel

Mahasiswa

Perlukah Guru Mengetahui Tipologi Pembelajaran Peserta Didik?

Diperbarui: 18 Desember 2023   11:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pertama-tama kita harus mengetahui apa itu tipologi belajar? Mungkin dari kalian sudah tidak asing lagi dengan kata tipologi belajar apalagi yang akan menjadi seorang guru atau pendidik. Tipologi mengandung dua kata yakni "Tipo" dan "Logi", yang berasal dari "Tipe" dan "Logos", Tipe adalah Gaya atau Model sedangkan Logos adalah Ilmu. Jadi kalau kata "tipe" digabungkan dengan kata "logi" secara bahasa berarti Ilmu yang mempelajari tentang tipe.

Maksud Tipologi Belajar ini adalah bagaimana cara agar seorang peserta didik mempermudah proses belajarnya sehingga dia merasa mudah menerima dan mengolah informasi. Menurut para ahli seperti Bobbi DePorter & Mike Hernacki mengemukakan "Tipologi Belajar Siswa adalah cara yang digunakan untuk mempermudah proses belajar dan bagaimana siswa menyerap, kemudian mengatur serta mengolah informasi tersebut". M. Joko Susilo juga mengemukakan "tipe belajar adalah cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut". Tipologi ini memberikan pandangan tentang cara individu belajar dan memproses informasi. Penggunaan tipologi ini membantu pendidik dan individu untuk menyesuaikan strategi pembelajaran agar lebih sesuai dengan preferensi belajar individu.

Tipologi memili bebeapa macam karena setiap orang berbeda dalam cara belajar jadi apa saja sih perbedaannya? Tipe belajar itu dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu:

  • Visual, yaitu belajar dengan cara melihat.
  • Auditorial, yaitu belajar dengan cara mendengar.
  • Kinestetik, yaitu belajar dengan cara bergerak

Pertama ada Visual atau bisa disebut (Visual Learners) berarti "penglihatan" atau "daya lihat". Dari arti bahasa kita bisa memahami bahwa tipe belajar ini menggunakan penglihatannya untuk membantu belajarnya (visual learner). Ciri-ciri tipe yang betipe visual yaitu:

  • Berbicara dengan cepat, yaitu reaktif dalam suara.
  • Belajar dengan cara melihat.
  • Mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar.
  • Suka menulis.
  • Biasanya tidak terganggu oleh keributan, yaitu ketika belajar tidak peduli dengan keributan.

Kedua ada Auditorial atau disebut (Auditory Learners) berarti dari kata "oditor" da "aural", oditor bersifat pendengaran, sedangkan aural bersifat telinga.  Artinya peserta didik yang memiliki tipe belajar auditorial akan lebih mudah memahami dan mengelola informasi dengan cara mendengarkan atau meminta orang lain untuk membacakan instruksi, belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan pada apa yang dilihat, suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu panjang lebar. Contoh dari orang yang bertipe adalah:

  • Mudah terganggu oleh keributan
  • Belajar dengan cara mendengarkan
  • Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
  • Mengingat apa yang didengarkan daripada apa yang dilihat.
  • Lebih suka mendengarkan daripada membacakannya sendiri, yaitu semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran.

Ketiga ada Kinestetik atau (Kinesthetic Learners) yang artinya perasaan atau penghayatan pada otot-otot atau urat-urat daging dan tulang-tulang sendi. Peserta didik yang memiliki tipe belajar kinestetik lebih senang dan mudah mengikuti cara belajar yang berorientasi pada fisik dan banyak bergerak, ia belajar dengan mulai mengerjakannya sendiri. Tipe-tipe orang yang kinestetik antara lain:

  • Berbicara dengan perlahan, yaitu tidak terlalu fasih dalam berbicara.
  • Belajar melalui manipulasi dan praktik, yaitu lebih suka belajar yang langsung terjun kelapangan.
  • Menghafal dengan cara berjalan.
  • Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca.
  • Belajar dengan cara bergerak.

Jadi setiap pendidik penting mengetahui peserta didik atau siswa/I seperti apa tipologi belajarnya karena mengetahui hal tersebut bisa menjadi alat yang dapat sangat berguna dalam membantu mereka merancang pengajaran yang lebih efektif. Meskipun penting, pemahaman tentang tipologi belajar siswa sebaiknya tidak menjadi satu-satunya fokus. Perbedaan preferensi belajar tidak selalu mengungkapkan semua kebutuhan pembelajaran siswa. Kombinasi dari berbagai strategi pembelajaran yang beragam tetap penting untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan efektif bagi semua siswa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline