Lihat ke Halaman Asli

Turunnya Tenaga Kerja di Sektor Pertanian Akibat Urbanisasi

Diperbarui: 14 Desember 2024   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada awalnya Indonesia memiliki hasil pertanian yang tinggi karna Indonesia banyak menghasilkan rempah-rempah, sehingga membuat negara lain melirik negara kita. Karena hal itu, Indonesia jadi memiliki banyak lahan pertanian, yang menjadi alasan banyaknya profesi petani. Hal tersebut menjadikan Indoesia kaya akan hasil tani nya.

Seperti yang kita ketahui, jika zaman semakin modern yang membuat teknologi semakin berkembang pesat. Dapat dilihat dari beberapa kota yang semakin maju dan modern, salahnya Jakarta. Ibu kota Indonesia ini telah maju dan banyak lapangan pekerjaan akibat berkembangnya zaman. Banyak pekerjaan pekerjaan  yang menawarkan gaji yang menggiurkan, karena itu banyak warga memilih bekerja di Jakarta. Banyak generasi muda yang lebih tertarik bekerja di perkotaan dari pada didesa. Karna tren tersebut, banyak pemuda didesa melakukan Urbanisasi.

 adalah proses perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan, yang sering kali dipicu oleh pencarian peluang ekonomi yang lebih baik. Di Indonesia, tren urbanisasi telah meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir, dengan banyak orang muda meninggalkan desa untuk mencari pekerjaan di kota-kota besar. Menurut data Badan Pusat Statistik, tingkat urbanisasi di Indonesia mencapai lebih dari 50%, yang menunjukkan bahwa lebih dari setengah populasi kini tinggal di daerah perkotaan. Proses ini membawa dampak signifikan terhadap demografi dan struktur sosial masyarakat, terutama di sektor pertanian.

 satu dampak paling nyata dari urbanisasi adalah pergeseran tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri dan jasa. Banyak petani muda yang lebih memilih untuk bekerja di kota, meninggalkan lahan pertanian yang dikelola oleh generasi yang lebih tua. Penurunan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian ini berdampak langsung pada produktivitas, di mana banyak lahan tidak terkelola dengan baik dan hasil pertanian menurun. Hal ini berpotensi mengancam ketahanan pangan nasional, mengingat sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.

 tenaga kerja di sektor pertanian semakin terasa, terutama saat musim panen. Banyak petani mengalami kesulitan dalam merekrut pekerja, yang berdampak pada hasil panen yang tidak optimal. Ketidakcukupan tenaga kerja ini tidak hanya mengurangi produktivitas, tetapi juga meningkatkan biaya produksi, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi harga pangan di pasar. Dalam jangka panjang, jika masalah ini tidak diatasi, sektor pertanian dapat mengalami penurunan yang signifikan, yang akan berdampak pada perekonomian lokal dan nasional.

 faktor mendorong urbanisasi, termasuk pencarian pekerjaan yang lebih baik, akses pendidikan yang lebih tinggi, dan fasilitas kesehatan yang lebih baik di kota. Banyak generasi muda merasa bahwa kehidupan di kota menawarkan lebih banyak peluang dibandingkan dengan kehidupan di desa yang sering kali stagnan. Perbandingan antara kehidupan di desa yang sering kali terbatas dengan kehidupan di kota yang dinamis dan penuh peluang menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka untuk berpindah.

Di tengah tantangan yang dihadapi sektor pertanian akibat urbanisasi, teknologi dapat menjadi solusi yang menjanjikan. Penggunaan alat dan mesin pertanian modern dapat membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas, sehingga mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manual. Contohnya, penggunaan drone untuk pemantauan lahan dan mesin pemanen otomatis dapat mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja, sekaligus meningkatkan hasil pertanian. Dengan demikian, teknologi dapat menjadi jembatan untuk mengatasi krisis tenaga kerja di sektor ini.

Pemerintah memiliki peran penting dalam mendukung sektor pertanian dan menarik kembali tenaga kerja yang hilang. Kebijakan yang mendukung petani, seperti insentif untuk penggunaan teknologi modern dan program pelatihan, dapat membantu meningkatkan daya tarik sektor pertanian. Selain itu, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi petani muda, seperti akses ke modal dan pasar, juga sangat penting. Dengan kebijakan yang tepat, sektor pertanian dapat menjadi pilihan yang menarik bagi generasi muda.

Regenerasi petani menjadi isu krusial yang perlu diperhatikan. Tanpa adanya generasi muda yang terlibat dalam pertanian, sektor ini akan menghadapi ancaman serius. Oleh karena itu, penting untuk menarik minat generasi muda melalui program pendidikan dan pelatihan yang relevan. Inisiatif seperti pertanian berkelanjutan dan agroekologi dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang ingin berkontribusi pada ketahanan pangan sambil menjaga lingkungan.

Dampak dari berkurangnya tenaga kerja di sektor pertanian tidak hanya bersifat ekonomi, tetapi juga sosial. Perubahan dalam struktur masyarakat desa, di mana banyak lahan pertanian terbengkalai, dapat mengakibatkan hilangnya identitas budaya dan tradisi pertanian. Secara ekonomi, penurunan produksi pertanian dapat mempengaruhi pendapatan petani dan perekonomian lokal, yang pada gilirannya dapat memperburuk kemiskinan di daerah pedesaan.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, studi kasus dari daerah tertentu di Indonesia yang mengalami dampak signifikan dari urbanisasi terhadap sektor pertanian dapat menjadi referensi. Misalnya, di beberapa daerah di Jawa, banyak lahan pertanian yang tidak terkelola dengan baik karena kurangnya tenaga kerja, sementara di sisi lain, kota-kota besar terus berkembang pesat. Inisiatif sukses yang telah dilakukan, seperti program pelatihan bagi petani muda dan penggunaan teknologi pertanian, dapat menjadi contoh bagaimana sektor ini dapat beradaptasi dan bertahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline