Film kini menjadi pilihan hiburan yang diminati oleh masyarakat Indonesia. Film merupakan cabang seni yang mempunyai tingkat idiosinkratis tinggi di kehidupan masyarakat. Film merupakan kumpulan gambar yang bergerak dan menampilkan sebuah narasi yang berisi pesan komunikasi bagi khalayak luas (Vita, 2022). Film melibatkan kombinasi elemen-elemen seperti gambar, suara, dialog, musik, dan efek khusus untuk menciptakan narasi yang lebih lengkap dan menarik. Secara keseluruhan, film adalah bentuk seni yang kuat dan berpengaruh yang menggabungkan estetika visual, narasi, dan ekspresi kreatif untuk menyampaikan cerita dan pengalaman kepada penonton.
Film dapat mencakup berbagai genre, termasuk drama, komedi, aksi, petualangan, horor, fiksi ilmiah, romantis, dokumenter, dan masih banyak lagi. Setiap genre memiliki ciri khasnya sendiri dalam hal cerita, suasana, dan gaya penyutradaraan. Film juga memiliki kemampuan untuk mengangkat isu-isu sosial, politik, atau budaya, serta menyampaikan pesan-pesan moral atau filosofis kepada penonton. Film dapat menjadi sarana untuk menghibur, mengedukasi, menginspirasi, atau memicu diskusi dan refleksi.
Film horor menjadi genre yang digandrungi masyarakat karena mampu memacu adrenalin bagi penontonnya. Film horor merupakan film misteri yang berhubungan dengan mahluk halus yang menakutkan (Andy, 2011). Salah satu film horor yang fenomenal di Indonesia yaitu film "KKN di Desa Penari" yang dirilis pada tahun 2020. Meskipun dirilis pada tahun 2020, penayangan film ini mengalami 2 kali penundaan hingga akhirnya ditayangkan pada 30 April 2002.
Cerita "KKN di Desa Penari" ini berpusat pada sekelompok mahasiswa yang mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sebuah desa terpencil. Film ini menggabungkan unsur-unsur horor, misteri, dan supranatural dalam ceritanya. Cerita tersebut juga mencerminkan ketegangan antara dunia modern dan tradisi mistis di Indonesia. "KKN di Desa Penari" berusaha untuk menciptakan suasana menegangkan dan mencekam melalui adegan-adegan horor yang memanfaatkan atmosfer dan setting desa terpencil.
"KKN di Desa Penari" memasukkan berbagai mitos dan kepercayaan tradisional Indonesia dalam narasinya. Beberapa karakter dan peristiwa dalam film terkait dengan makhluk gaib, ritual mistis, dan pengaruh supranatural. Ini menciptakan suasana yang unik dan khas dalam film, menghadirkan kebudayaan Indonesia ke dalam cerita horor. Film ini menggunakan teknik tension dan jumpscares untuk menciptakan ketegangan dan mengagetkan penonton. Adegan-adegan horor yang terjaga dengan baik, suara yang menegangkan, dan penampilan makhluk halus yang menyeramkan memberikan momen-momen yang mencekam dan mengundang teriakan dari penonton.
Film ini mencetak sejarah dalam dunia perfilman di Indonesia karena berhasil mencetak rekor. "KKN di Desa Penari" berhasil mengumpulkan 10 juta lebih penonton pada awal 2023. Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari 2 versi yang dikeluarkan yaitu versi cut dan versi uncut. "KKN di Desa Penari" menjadi film terlaris di Indonesia sepanjang masa dengan penjualan 9.233.847 tiket yang diumumkan pada 15 Juli 2022. Film ini menjadi film Indonesia pertama yang mampu mencapai 10 juta penonton. Hal tersebut menjadikan "KKN di Desa Penari" sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa yang sebelumnya dipegang oleh film "Warkop DKI Reborn: Jangkrik Bos!" part 1 yang mencapai 6.858.616 tiket.
"KKN di Desa Penari" mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan dengan film-film yang lain. Film ini berawal dari sebuah cerita yang ada di Twitter. KKN di Desa Penari bermula dari thread di Twitter yang ditulis oleh akun @SimpleM81378523 pada 2019 lalu. Kemudian thread tersebut diadaptasi menjadi novel oleh Eka Kurniawan dan difilmkan. Film ini menjadi tontonan yang ditunggu tunggu oleh penggemar film horor karena thread yang viral tersebut sehingga mereka tidak sabar untuk melihat kisah tersebut dalam bentuk film.
Daftar Pustaka:
Astuti, R.A. Vita. Filmologi Kajian Film. Yogyakarta: UNY Press, 2022.
Andy Prasetyo. Buku Putih Produksi Film Pendek Bikin Film Itu Gampang !. Tegal: BeNgkel SiNema, 2011.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H