Lihat ke Halaman Asli

Irene Siwi

Mahasiswa Jurusan Desain Komunikasi Visual UPN "Veteran" Jawa Timur

LGBT Sebagai Ancaman Non-Militer

Diperbarui: 26 November 2024   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT) merupakan penyimpangan kodrat dan melawan ketentuan Tuhan. Dimana Lesbian yaitu perempuan yang menyukai sesama perempuan, Gay yaitu laki-laki menyukai sesama laki-laki, Biseksual yaitu satu gender yang menyukai keduanya, Transgender yaitu berganti gender. Fenomena sosial ini pertama kali terjadi di Amerika Serikat dan semakin berkembang ke negara kita Indonesia. LGBT termasuk hal sensitif  yang mengundang pro-kontra dalam masyarakat. Pada umumnya, kaum LGBT tidak menampakkan diri dalam masyarakat karena hal tersebut dianggap sebagai aib-sosial. Namun, sebagian orang dengan terang-terangan menunjukkan identitas mereka di tempat umum.

Media Sosial adalah platform yang efektif dalam menyebarkan informasi dari seluruh dunia. Salah satunya media sosial Instagram yang sedang populer dan banyak digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat. Aplikasi Instagram tidak membatasi penggunanya dalam mengakses berbagai konten, pada akhirnya banyak konten yang tidak layak muncul di beranda atau malah dikonsumsi oleh masyarakat luas. Salah satu konten yang tidak layak untuk ditayangkan adalah konten LGBT yang menceritakan kegiatan sehari-sehari sebagai pasangan Lesbian atau Gay yang mendapatkan respon pro-kontra. Hal ini tentu menjadi ancaman bangsa terutama pada era sosial 5.0 dimana masyarakat mulai mengalami krisis identitas diri, tujuan, serta pilihan hidup yang disebabkan oleh terlalu sering mengonsumsi informasi, opini, gaya hidup orang lain dalam konten-konten di platform digital terutama media sosial Instagram. Adanya konten LGBT akan mempengaruhi persepsi, moral para audines.

Sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki nilai-nilai bela negara, kita harus bisa memilih konten yang layak untuk dikonsumsi. Kita harus tau betul informasi mana yang mengandung nilai positif dan negatif untuk perkembangan pola pikir pada diri sendiri. Untuk menanggapi fenomena LGBT, kita sebaiknya mnejaga pergaulan, menutup celah pornografi dari gadget.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline