Lihat ke Halaman Asli

Irene Maria Nisiho

TERVERIFIKASI

Ibu rumah tangga

Mengapa Simpang Gadog Sengaja Dipersempit?

Diperbarui: 24 Mei 2016   19:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Menghindari macet, maka berlibur ke Puncak kami lakukan pada hari biasa atau hari kerja. Selama bertahun-tahun, kami selalu menghindari akhir pekan dan hari raya. Itu pun kami pernah terjebak pemberlakuan searah yang situasional.

Nah, pada hari Kamis, tanggal 19 Mei 2016, kami masuk tol Jagorawi sekitar pukul 10.30 WIB. Lalu lintas lumayan ramai, tapi lancar.

Sesaat setelah keluar pintu tol Ciawi, kendaraan semakin padat dan mulai tersendat. Kendaraan yang tadinya dua lajur mulai menjadi tiga lajur. Biasa, karena pengendara tidak disiplin bila tidak ada polisi. Kami yang tadinya di lajur yang benar, terpaksa terdorong ke samping. Kendaraanpun macet.

Saat itu mulai berdatangan joki jalan alternatif menawarkan jasa. Kata mereka, jalur searah dari Puncak baru diberlakukan.

Banyak juga kendaraan yang memutar arah dan ada yang terpikat mengambil joki untuk masuk jalan alternatif.

Pedagang asongan pun ramai menawarkan dagangannya. 

Saya sempat melihat dua orang pengemis duduk di atas aspal jalan di antara lajur kendaraan yang merayap tersendat. Walau kendaraan merayap, tetap saja duduk di jalan itu berbahaya.  Sayang, sama sekali tidak ada petugas yang menertibkan. 

Karena kendaraan tetap bisa bergerak maju, walau hanya setiap beberapa meter, ini berarti bukan penutupan searah, dong! Tapi apa penyebab kemacetan, tidak bisa terjawab.

Arus kendaraan dari arah Puncak ke Jakarta sangat lancar, hanya oleh satu dua kendaraan, jadi jelas bukan penutupan searah.

Jadi kami memutuskan akan terus berkendara sampai di traffic light untuk melihat apa yang menyebabkan kemacetan parah ini.

Penyebabnya ternyata, jalan dipersempit dengan pembatas jalan yang fleksibel itu  (pembatas berwarna oranye yang bisa dipindah-pindah sesuai kebutuhan ), sehingga jalan hanya bisa dilalui satu kendaraan atau satu lajur. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline