Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman hortikultura yang termasuk dalam famili Solanaceae. Tanaman ini merupakan tanaman hortikultura tahunan yang mudah dibudidayakan di berbagai tempat, baik pada musim hujan maupun musim kemarau. Tanaman cabai rawit mempunyai sistem perakaran yang agak dalam, tetapi sangat peka terhadap kekurangan air. Cabai merah memiliki nilai ekonomi serta nutrisi yang tinggi. Cabai sejak lama telah banyak dibudidayakan di Indonesia karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Cabai sering kali digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga yaitu sebagai bumbu masak. Selain itu cabai banyak digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan farmasi. Jumlah spesies tanaman cabai yaitu sekitar 20 spesies, namun spesies tanaman cabai yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia yaitu cabai rawit (Capsicum Frustescens L.), cabai besar (Capsicum annuum var. Grossum), paprika (Capsicum Longum L. Sendt.), dan cabai keriting (Capsicum annum var. Longum).
Saat ini masih banyak petani yang tidak menggunakan plastik mulsa pada saat budidaya tanaman cabai. Hal ini dikarenakan petani tidak tahu akan manfaat plastik mulsa pada tanaman cabai. Plastik mulsa merupakan lembaran plastik yang digunakan untuk menutupi lahan pertanian. Menurut petani, dengan menggunakan plastik mulsa hanya akan menambah biaya budidaya tanaman cabai. Padahal dengan menggunakan plastik mulsa akan mempengaruhi kualitas hasil panen cabai sehingga harga jual cabai berpotensi lebih tinggi.
Jenis plastik mulsa dibedakan sesuai dengan warna yang akan menentukan energi radiasi matahari. Beberapa jenis plastik mulsa berdasarkan warnanya antara lain warna putih, bening, hitam, hitam perak, merah dan biru. Penggunaan plastik mulsa yaitu dengan cara memasang plastik mulsa di atas bedengan. Jarak tanam budidaya cabai yang digunakan yaitu antara 75 cm x 50 cm. Petani cabai dapat memasang plastik mulsa secara terbalik agar pemakaian mulsa dapat lebih lama. Penggunaan plastik mulsa dapat melindungi tanaman dari pertumbuhan gulma. Selain itu, plastik mulsa dapat melindungi bedengan dari aliran air ketika hujan deras. Keberadaan mulsa juga dapat menjaga struktur dan nutrisi pada tanah sehingga pertumbuhan tanaman cabai lebih efektif.
Harga plastik mulsa yang terbilang cukup mahal akan menjadi murah apabila dilihat dari manfaat dan keuntungannya. Manfaat yang didapat seperti terhindar dari gulma, hama dan penyakit, sehingga petani dapat menghemat biaya untuk pembelian pestisida. Selain itu, dapat memangkas biaya perawatan budidaya cabai.
Apabila diperhitungkan dalam satu kali tanam dengan luas lahan 1 Ha, dapat dilakukan penyemprotan 16 kali dalam satu periode tanam. Satu kali penyemprotan membutuhkan 3 orang pekerja dengan kisaran waktu 2-3 hari dengan biaya tenaga per hari Rp.50.000, sehingga dalam satu kali penyemprotan pemilik lahan harus mengeluarkan biaya Rp.450.000. Apabila dalam satu periode dilakukan 16 kali penyemprotan, pemilik lahan harus mengeluarkan uang sejumlah Rp.7.200.000. Sementara modal awal yang perlu dikeluarkan saat menggunakan mulsa pada lahan 1 Ha yaitu Rp.3.920.000, dengan rincian 12 roll plastik mulsa dimana setiap roll memiliki berat 10kg, harga plastik mulsa Rp.28.500 dan biaya tenaga kerja 10 orang x 1 HOK x Rp.50.000.
Penggunaan plastik mulsa pada budidaya tanaman cabai menjadi efisien dilihat dari keuntungan dan manfaat plastik mulsa baik terhdap tanah ataupun tumbuhan cabai itu sendiri. Petani cabai dapat lebih menghemat untuk biaya penyemprotan, pembelian pestisida, dan tenaga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H